Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 13 Februari 2024 | 15:26 WIB
Detik-detik pria tersambar petir saat bermain sepakbola. (Twitter/ @ScariestProject)

SuaraSumbar.id - Insiden tragis terjadi di Stadion Siliwangi, Bandung, pada Sabtu, 10 Februari 2024, pukul 15.00 WIB, saat seorang pemain sepak bola, berinisial R (35), tewas tersambar petir selama pertandingan.

R, yang merupakan warga asal Kelurahan Karangmanyar, Kabupaten Subang, sempat dilarikan ke rumah sakit namun tidak bisa diselamatkan.

Video dan foto insiden tersebut viral di media sosial, menggugah perhatian publik atas tragedi yang menimpa pemain tersebut.

Menurut saksi mata yang berinisial GJ, cuaca berubah mendung di babak ketiga pertandingan yang awalnya berlangsung di bawah cuaca panas.

Baca Juga: Kisah Pilu Mbah Semi: Tak Dapat Bansos, Tetangga Kaya Malah Terima

"Cuaca agak mendung, awal main panas, tapi di selatan sama timur sudah kelihatan hujan, di lapangan masih panas, makanya kita berani main," ujar GJ. Tragedi terjadi saat petir menyambar langsung ke kaki korban, membuatnya tumbang di lapangan.

Kondisi korban setelah tersambar petir cukup memprihatinkan. Luka bakar terlihat jelas pada tubuhnya, dengan sepatu yang terbakar dan bagian kulit yang meleleh.

"Sepatunya kebakar, ngegaris sampe ke baju, bajunya robek. Luka di dada, kena petir, kulit meleleh, hitam kemerahan," lanjut GJ.

Insiden ini segera membuat pertandingan dihentikan dan korban dilarikan ke rumah sakit.

Kapolrestabes Bandung, AKP Nurindah Murdiani, mengkonfirmasi kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa korban terkena sambaran petir saat babak kedua pertandingan persahabatan antarkomunitas.

Baca Juga: Dokter Dipecat Usai Foto Prewedding di Ruang Operasi, Viral di Media Sosial

"Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Sariningsih dengan diagnosa luka bakar di bagian dada, lengan atas, serta tukai atas dan tungkai bawah," kata Nurindah. Pada saat polisi tiba di tempat kejadian, korban sudah dibawa ke Subang oleh keluarganya.

Keluarga korban memutuskan untuk tidak melakukan visum atau autopsi, menganggap kejadian ini sebagai bencana alam dan menyatakan ikhlas.

"Dari teman-temannya juga mungkin menganggap ini bencana alam sehingga langsung menghubungi pihak keluarga dan tidak melaporkan," tambah Nurindah.

Insiden ini menjadi pengingat akan bahaya bermain di lapangan terbuka saat cuaca buruk dan pentingnya mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari tragedi serupa.

Kontributor : Rizky Islam

Load More