Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 16 Januari 2024 | 19:43 WIB
Petani melintas saat Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik yang terlihat dari kaki Gunung Singgalang, Nagari Pandai Sikek, Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu (7/1/2024). [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww]

SuaraSumbar.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menerbangkan thermal drone atau pesawat tanpa awak untuk melihat area panas di sekitar kawah puncak Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) yang terus erupsi sampai hari ini.

"Kami menerbangkan thermal drone namun belum berhasil mendapatkan hasil maksimal saat ini, karena kencangnya angin. Kita akan diterbangkan kembali di sekitar kawah verbeek sebagai pusat erupsi," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Marapi PVMBG, Kristianto, Selasa (16/1/2024).

"Sudah satu minggu aktivitas marapi berada di level siaga dan menunjukkan aktivitas masih tinggi meski terpantau fluktuatif setiap harinya," kata Kristianto lagi.

PVMBG mengungkapkan hembusan terusan abu vulkanik tergolong dalam kategori tinggi hingga pemantauan suhu panas di sekitar kawah penting dilakukan.

"Pengukuran suhu panas di area di sekitar kawah akan menunjukkan ke lokasi arah mana letusan atau hembusan dari erupsi yang terjadi," katanya.

Untuk sementara dari pantauan instrumental yaitu kegempaan, PVMBG mencatat hembusan terusan masih tinggi dengan abu vulkanik cenderung menuju ke arah barat laut.

"Seolah-olah trennya menurun, tetapi kami masih mengkategorikan masih tinggi serta hembusan asapnya tergolong tinggi dengan capaian rataan 500 meter sampai 1.500 dari puncak," katanya.

Menurutnya, lontaran material pijar masih berada di radius 4,5 kilometer, sehingga PVMBG meminta kewaspadaan aliran lahar dingin ke beberapa daerah berhulu dari gunung marapi.

"Apalagi menurut perkiraan BMKG yang menyatakan musim penghujan akan berlangsung hingga April 2024," katanya.

Ia menambahkan bahwa PVMBG melalui Pos Pengamatan Gunung Api yang berada di Kota Bukittinggi terus memantau perkembangan Gunung Marapi selama 24 jam.

"Pengumpulan material vulkanik masih berada di atas puncak, pos pengamatan siap 24 jam untuk informasi lebih jauh," sebutnya. (Antara)

Load More