SuaraSumbar.id - Warga yang tinggal di sekitar Gunung Marapi, khususnya di Nagari Sungai Pua, Kabupaten Agam, mulai mengungkapkan keluhan terkait efek abu vulkanik dari erupsi gunung tersebut.
Salah satu warga, Verasanti, menceritakan pengalaman pribadinya mengenai kesulitan bernafas dan batuk yang dia alami.
“Saya sering merasa sesak nafas dan batuk, mungkin karena efek abu vulkanik,” ungkap Verasanti dalam wawancara pada Minggu, 14 Januari 2024.
Dia juga menjelaskan bahwa telah menjalani pemeriksaan kesehatan di Puskesmas setempat, sesuai dengan instruksi dari pihak Nagari.
Setelah menjalani pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa Verasanti hanya mengalami batuk biasa dan kondisi paru-parunya masih dalam keadaan baik.
“Saya mendapat obat batuk dan antibiotik dari dokter,” tambahnya.
Selain Verasanti, warga lainnya seperti Imran juga mengalami gejala serupa, termasuk batuk dan sesak nafas.
Setelah diperiksa, Imran juga dikonfirmasi hanya mengalami batuk biasa dengan kondisi paru-paru yang aman.
Vera dan Imran mengucapkan terima kasih kepada pemerintah atas fasilitas pemeriksaan kesehatan yang telah disediakan.
Baca Juga: Minggu, Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat Mencapai Ketinggian 1.300 Meter
“Ini sangat membantu kami untuk mengetahui kondisi kesehatan setelah terpapar abu vulkanik,” kata Vera.
Gunung Marapi pertama kali meletus pada 3 Desember 2023, dengan semburan abu vulkanik mencapai tiga kilometer dari puncak.
Dalam insiden tersebut, tercatat 24 orang meninggal dunia, sebagian besar adalah pendaki yang berada di gunung saat erupsi berlangsung. Sementara itu, 51 orang lainnya berhasil selamat.
Sejak 9 Januari 2024, status Gunung Marapi telah dinaikkan dari waspada (level II) menjadi siaga (level III), menandakan peningkatan aktivitas vulkanik yang membahayakan.
Pengamatan intensif terus dilakukan oleh Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi untuk memonitor aktivitas gunung tersebut.
Pemerintah setempat, melalui BKSDA Sumbar dan instansi terkait, telah melakukan upaya penyelamatan dan evakuasi pendaki serta warga di sekitar area terdampak.
Berita Terkait
-
Minggu, Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat Mencapai Ketinggian 1.300 Meter
-
Pemkab Agam Dirikan Posko Siaga di Dua Lokasi untuk Antisipasi Erupsi Gunung Marapi
-
Erupsi Gunung Marapi Meningkatkan Jumlah Pengungsi di Tanahdatar
-
Gunung Marapi Erupsi Minggu Pagi, Lontarkan Abu Setinggi 1.300 Meter, Warga Diimbau Jauhi Radius Km
-
PVMBG Pastikan Lontaran Pijar Gunung Marapi Tak Keluar dari Radius 4,5 Kilometer
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
BBRI Jadi Incaran Investor: Goldman Sachs Naikan Rekomendasi Beli
-
9 Personel Polda Sumbar Diganjar Penghargaan Usai Ungkap 50 Kg Sabu Jaringan Internasional
-
BRI Salurkan KUR Rp114,28 Triliun kepada 2,5 juta Debitur UMKM hingga Agustus 2025
-
Bahaya Scrolling HP Larut Malam hingga Kurang Tidur, Bisa Picu Obesitas dan Diabetes!
-
Benarkah Jenggot Pria Lebih Kotor dari Bulu Anjing? Penelitian Ungkap Hasil Mengejutkan