SuaraSumbar.id - Kota Bukittinggi menjadi daerah dengan angka inflasi tertinggi di Indonesia selama September 2022. Data tersebut dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini.
Asisten II Pemkot Bukittinggi, Rismal Hadi mengatakan, inflasi di Bukittinggi terjadi karena kenaikan tarif transportasi umum dan transportasi barang yang merupakan dampak dari kenaikan harga BBM.
"Kenaikan dominan terjadi pada sektor transportasi. Sementara untuk masalah makanan, pangan dan lainnya relatif stabil. Memang ada kenaikan, tapi tidak signifikan,” kata Rismal Hadi, Jumat (7/10/2022).
Menurutnya, Inflasi tinggi ini cukup menyita perhatian. Sebab, banyak upaya yang telah dilakukan Pemkot Bukittinggi untuk menekan laju inflasi.
Rismal Hadi mengatakan pemerintah setempat belum menyetujui adanya kenaikan tarif transportasi dan masih dalam tahap kajian secara menyeluruh
“Pemkot Bukittinggi belum ada mengeluarkan persetujuan untuk menaikkan tarif transportasi ini, koperasi angkutan umun memang sudah ajukan kenaikan tarif ke Pemkot, namun masih lakukan kajian,” kata dia.
Ia menambahkan, kenaikan secara resmi tentu harus melalui Perwako walau kenyataan di lapangan sudah ada para sopir angkot yang telah menaikkan tarif.
Kota Bukittinggi sebelumnya telah melancarkan berbagai program ketahanan pangan dan pasar murah sebagai langkah antisipasi kenaikan angka inflasi.
Beragam program itu diharapkan dapat menurunkan angka inflasi di Oktober ini.
Data yang dirilis Badan Pusat Statistik pada tanggal 3 Oktober 2022, inflasi Bukittinggi berada pada angka 1,87 persen.
Sebelumnya, Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat mengingatkan pemerintah daerah untuk mewaspadai dampak kenaikan BBM bersubsidi terhadap angka inflasi di daerah itu.
"Kenaikan BBM berdampak cukup besar karena merupakan urat nadi perekonomian mengingat semua barang diangkut memakai kendaraan yang menggunakan BBM sehingga mendorong kenaikan harga komoditas inti," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama.
Oleh sebab itu ia mengingatkan agar kepala daerah mewaspadai komoditas penyumbang inflasi di daerah dan melakukan upaya pencegahan.
Ia berharap angka inflasi ini tidak bertambah karena target BI tiga plus minus satu dan sekarang sudah melampaui.
Wahyu menilai selain akibat masalah global kenaikan inflasi juga didorong oleh kenaikan bahan bakar bersubsidi.
Berita Terkait
-
Aksinya Viral, Satpol PP yang Tarik Paksa Dagangan Pedagang Dicopot dari Jabatannya
-
Pedagang Jalan Minangkabau Bukittinggi Demo Tolak Pembangunan Awning
-
2 Penonton Balap Motor Bukittinggi Luka-luka, Patah Kaki hingga Dirawat di RSUP M Djamil Padang
-
6 Petak Rumah di Bukittinggi Ludes Terbakar, Korban Rugi Ratusan Juta
-
Soal Pembangunan Bukittinggi, Mantan Wali Kota Sindir Pemimpin: Jangan Bohongi Masyarakat, Berjanji Sesuai Kemampuan!
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Sumbar Kebanjiran Duit! Transfer Pusat Tembus Rp 13,87 Triliun, Tapi...
-
Semen Padang FC Makin Terpuruk, Kalah 0-2 dari Persita Tangerang
-
10 Vitamin Lansia Paling Bagus, Tetap Sehat dan Aktif di Usia Senja!
-
Bolehkan Zikir dengan Biji Tasbih? Ini Penjelasan Ulama
-
Benarkah Nasi Goreng Pemicu Keracunan MBG di Agam? Kepastian Masih Menunggu Hasil BPOM Padang