Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 06 April 2022 | 08:45 WIB
Warga korban gempa Pasaman Barat saat menjalankan ibadah salat berjemaah di musala darurat. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Ratusan umat Muslim yang menjadi korban gempa di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, terpaksa menjalankan ibadah salat tarwih di musala darurat beratap terpal pada Ramadhan 1443 Hijriah itu. Pasalnya, tempat ibadat yang biasa mereka gunakan rusak berat akibat diterjang gempa pada Jumat (25/2/2022) lalu.

Ketua Pengurus Musala Nurul Islam Sungai Lampang, Jorong Tanjung Beruang Kajai, Rozikin mengatakan, musala darurat tempat mereka salat hari ini hanya beratap terpal. Dindingnya dari tripleks dan beralaskan tikar seadaanya.

Meski begitu, kata Rozikin, masyarakat tetap antusias menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan 2022 ini.

"Jamaah lumayan ramai sejak Jumat (1/4/2022) malam sampai saat ini mencapai 60 orang setiap malam. Istilah kami ini adalah tambaro atau tampek ibadah samantaro (tempat beribadah sementara)," sebutnya, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga: Miris, Ratusan Korban Gempa Pasaman Barat Masih Tinggal di Tenda Pengungsian hingga Ramadhan 1443 Hijriah

Menurutnya, pemerintah telah melakukan pendataan, namun belum kunjung bisa diperbaiki. Mereka berharap adanya bantuan untuk memperbaiki musala secepatnya.

Selain di Sungai Lampang, umat Muslim yang beribadah di musala darurat juga ditemukan di Kampung Padang Kajai. Mereka salat berjamaah di tenda darurat beratapkan terpal dan beralaskan tikar.

Begitu juga di Lubuk Panjang dan di Masjid Raya Kajai yang ambruk warga shalat berjamaah di tenda darurat.

Sementara warga di Nagari Kajai pada umumnya masih bermalam di tenda-tenda darurat yang berdiri dekat rumah mereka yang ambruk.

"Hunian sementara memang sudah ada sebagian namun sangat sedikit dan butuh penambahan," kata salah seorang warga Lubuk Panjang, Febri. (Antara)

Baca Juga: Korban Gempa Pasama Barat Butuh 4 Ribu Unit Huntara

Load More