SuaraSumbar.id - Surau Baru Pauh merupakan basis Tarekat Naqsabandiyah di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Surau itu terletak di Kecamatan Pauh.
Surau Baru Pauh ini didirikan tahun 1910 oleh Syekh Muhammad Thaib. Berdirinya surau ini berkaitan erat dengan sejarah tarekat Naqsyabandiyah di Padang.
Pada mulanya, tarekat Naqsyabandiyah dikenalkan oleh Syekh Muhammad Thaib (1870–1944 M) pada tahun 1906 pada sebuah kawasan, Kecamatan Pauh, Kota Padang.
Sebelumnya, Syekh Muhammad Thaib cukup lama menuntut ilmu di Mekkah. Pada tahun 1905, Ia kembali ke Padang dan mengembangkan ajaran tarekat Naqsyabandiyah.
Baca Juga: Seorang Pelaku Pemerkosa Gadis di Bukittinggi Diciduk di Padang, 2 Rekannya Masih Buron
Sejarah pembangunan Surau Baru ini diceritakan oleh Buya Zahar (65), Imam Surau Baru, yang mengatakan awalnya Syekh Muhammad Thaib membuka tarekat ini di rumah istrinya di Surau Kandang, lalu setelah istrinya meninggal Syekh Muhammad Thaib merasa tersisih oleh keluarga istrinya. Pada bulan Muharram, Syekh Muhammad Thaib akan berangkat ke negeri Jiran, Malaysia.
"Beliau bercerita akan pergi ke Malaysia kepada niniak mamak, tetapi niniak mamak melarang dan berencana membangunkan sebuah surau untuk beliau. Selama 4 hari, surai itu terbangun dan dinamakan Surau Baru yang menjadi basis Tarekat Naqsabandiyah Padang," jelas Buya Zahar, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Kamis (31/3/2022).
Pada awal pembangunan, lanjut Buya Zahar, surau ini memiliki tiang penyangga yang berbentuk lurus dibawah, bengkok ditengah, dan lurus lagi diatas yang melambangkan kiasan kehidupan manusia.
"Makna tiang itu seperti kehidupan manusia. Awalnya saat kecil sebelum berumur 20 tahun manusia masih kecil dan jujur itu melambangkan tiang bawah yang lurus, lalu setelah berada di umur 20 -30 tahun manusia mulai melakukan dosa, mulai berperangai itu lah tiang tengah yang bengkok, lalu diatas umur 30 barulah mereka mulai bertobat itulah tiang lurus diatas," jelas Buya Zahar.
Namun sayangnya, tiang ini tidak dapat kita temukan lagi pada saat ini setelah surau ini mendapatkan beberapa kali renovasi.
Lanjut Buya Zahar, dahulu surau ini digunakan oleh para kaum laki-laki yang belum beristri untuk tidur malam agar setidaknya mereka bisa sholat di surau, lalu halaman surau dijadikan tempat untuk latihan bersilat.
Seiring waktu, pengikut tarekat Naqsyabandiyah semakin banyak. Salah seorang murid Syekh Thaib, yang bernama Syafri Malin Mudo kelak mendirikan Surau Baitul Makmur pada tahun 1989. Lokasinya berjarak sekitar 200 meter dari Surau Baru.
Saat ini, menurut Buya Zahar, Jemaah Tarekat Naqsabandiyah di sekitaran Pauh mencapai lebih dari 50 orang sementara untuk Sumatera Barat sendiri sudah mencapai ribuan orang.
Berita Terkait
-
Kota Padang Alihkan Penjualan BBM Solar Subsidi Malam Hari, Ini Alasannya
-
Tarekat Naqsabandiyah di Sumut Puasa Mulai Jumat 1 April 2022
-
Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Kota Padang Mulai Puasa 1 April 2022, Tetapkan 1 Ramadhan Lewat Metode Hisab Munjid
-
Seorang Penumpang Kereta Api di Padang Luka-luka Usai Tabrak Truk Bermuatan Semen
-
Truk Ditabrak Kereta Api di Padang, Terseret hingga 20 Meter
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
7 Link DANA Kaget Asli Terbaru, Klaim Saldo Gratismu Sekarang Juga!
-
Irsyad Maulana Pulang ke Semen Padang FC, Kabau Sirah Juga Gaet Bek Portugal Jelang Liga 1 2025/2026
-
Menpora Dito Ariotedjo Dorong Pencak Silat Jadi Daya Tarik Pariwisata Sumbar, Ini Alasannya
-
Waspada Tautan Saldo Gratis Palsu, Ini Daftar 5 Link DANA Kaget Asli 3 Juli 2025!
-
Anak Harimau Sumatera Mati di TMSBK Bukittinggi, Diduga Kelainan Genetik