Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 30 Maret 2022 | 17:49 WIB
Truk antre untuk mendapatkan solar di Kota Manado, Sulawesi Utara [Beritamanado.com]

SuaraSumbar.id - Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) memberlakukan penjualan BBM solar subsidi malam hari. Pengalihan itu berlaku mulai pukul 21.00 WIB hari ini, Rabu (30/3/2022).

Pengalihan penjualan BBM Solar subsidi ke malam hari ini sebagai upaya mengantisipasi kemacetan yang hampir terjadi setiap siang hari di Kota Padang.

"Berdasarkan hasil keputusan rapat bersama pemangku kepentingan terkait mulai hari ini penjualan bio solar di SPBU dimulai pukul 21.00 WIB guna mengurangi kemacetan," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Andree Algamar.

Menurutnya, untuk mengatasi kelangkaan Pertamina sudah menambah kuota dengan mengalihkan kuota akhir tahun menjadi saat ini.

Baca Juga: Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Kota Padang Mulai Puasa 1 April 2022, Tetapkan 1 Ramadhan Lewat Metode Hisab Munjid

"Biasanya kebutuhan solar 280 kiloliter per hari menjadi 400 kiloliter per hari," kata dia.

Selain itu untuk mengatasi kemacetan pihak provinsi menggandeng Samsat untuk pencatatan nomor polisi kendaraan yang mengisi bio solar.

"Kemudian Hiswana Migas juga sudah menyiapkan satgas pengawasan penyaluran solar di SPBU," kata dia.

Ia menilai salah satu penyebab panjangnya antrean kendaraan mengisi solar subsiidi adalah karena selisih harga dengan non subsidi cukup tinggi hampir Rp8.000 per liter.

"Apalagi yang mengisi solar subsidi kemudian adalah truk pengangkut sawit yang harga jualnya sedang tinggi-tingginya saat ini tapi malah ikut pula antre mengisi solar subsidi," kata dia.

Baca Juga: Seorang Penumpang Kereta Api di Padang Luka-luka Usai Tabrak Truk Bermuatan Semen

Terkait dengan adanya kendaraan yang dinilai mengisi BBM subsidi namun tidak sesuai peruntukan ia menyampaikan akan dipasang spanduk di SPBU yang berisi nomor pengaduan ke Direskrim Polda Sumbar.

Selain itu jika satgas telah aktif maka bisa dilakukan pengawasan agar tidak ada lagi penjualan solar subsidi menggunakan jeriken.

"Walau solar tingkat kebakaran rendah dari premium tapi tetap tidak bisa ditoleransi ada yang menjualnya secara eceran apalagi dekat SPBU," katanya. (Antara)

Load More