Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 11 Maret 2022 | 18:04 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual. [Suara.com/Iqbal Asaputro]

SuaraSumbar.id - Kasus pelecehan seksual terhadap anak di Kota Padang, Sumatera Barat, terus mengalami peningkatan sejak tiga tahun terakhir. Hal itu diungkapkan Women Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan Padang.

Kasus pelecehan seksual terhadap anak tidak pernah menurun dari tahun 2019. Terbanyak terjadi tahun 2021.

"Tahun 2020 ada 7 kasus, 2019 dengan 26 kasus, sementara untuk 2021 46 kasus," kata Direktur WCC Nurani Perempuan, Rahmi Merri Yenti, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Jumat, (11/3/2022).

Lonjakan kasus pelecehan seksual pada anak juga dipicu karena tidak adanya ruang aman bagi korban, bahkan di rumahnya sendiri.

Baca Juga: Tak Terima Keluarga Tewas Saat Ditangkap Polisi, Warga Lapor Polres Agam

"Rumah yang seharusnya menjadi ruang aman bagi anak tetapi malah orang di rumahnya yang berbuat demikian, bahkan kakek kandung sendiri tega melakukan perbuatan yang tidak senonoh itu kepada cucunya," lanjut dia.

Sambung dia, tidak hanya di rumah, tetapi di ruang publik juga tidak menjadi tempat aman bagi anak, kadang di sekolah bahkan lokasi tempat bermain. "Di ruang domestik saja sudah tidak aman, apalagi lagi di runag publik," sebut dia.

Sambung dia, kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan rumahnya, modusnya adalah memberikan uang jajan atau sejenis perhatian, dengan demikian lama kelamaan si korban tidak menyadari bahwa itu adalah kekerasan seksual.

"Ketika korban tidak bisa merasakan bahwa dia korban maka tentu dia akan merasakan bahwa itu adalah hal yang biasa. Ini yang lebih sulit untuk ditagani," tuturnya.

Baca Juga: Tanah Nenek Moyang Dieksekusi, Warga Padang Sebut Pengadilan Agama Semena-mena

Load More