SuaraSumbar.id - Pendapatan sopir angkutan kota (angkot) di Kota Padang, Sumatera Barat, semakin merosot. Pasalnya, keberadaan angkot hari ini kalah saing dengan ojek online (ojol).
Pengurus Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sumbar, Imral Adenansi mengatakan, realitas itu adalah masalah zaman yang harus disesuaikan. Kondisi tersebut tidak bisa dihindari.
"Itu adalah perkembangan zaman, tidak bisa pungkiri. Dunia digital lebih praktis dibandingkan angkot. Apalagi, ojol bisa antar penumpang sampai ke rumah," katanya, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Selasa, (8/3/2022).
Menurutnya, sistem kerja angkot harusnya diubah dan menyesuaikan dengan layanan digitalisasi. "Jika pelayana kita maksimal, maka orang akan lari ke kita," tuturnya.
Saat ini, pihaknya sedang melakukan upaya untuk mensiasati hal tersebut agar pendapatan sopir angkot memadai. "Kita sedang berusaha mengembangkan aplikasi untuk Angkot yaitu Go Organda dan My Organda, namun sampai saat ini aplikasinya masih dalam tahap kita pejari," sebutnya.
Aplikasi yang sedang dipelajari tersebut merupakan karya anak nagari dari Sumatera Barat. "Aplikasinya merupakan karya anak bangsa yang bersekolah di Australia," pungkas dia.
Sebelumnya, diberitakan Covesia.com, salah satu sopir angkot, Fahru mengatakan, semakin hari pendapatan semakin berkurang, ditambah lagi sejak hadirnya ojek online yang semakin menjamur.
"Sejak ojek online hadir, pendapatan kami jauh merosot," tutur dia saat diwawancarai Covesia.com, Minggu (6/3/2022).
Sambung dia, ojek online sudah banyak, ditambah lagi dengan mahasiswa tidak ada yang kuliah.
Baca Juga: Viral! Diduga Terlibat Cekcok, Pengemudi Mobil Terekam Sengaja Tabrak Motor Driver Ojol Sampai Jatuh
"Biasanya mahasiswa, anak sekolah banyak, sekarang sepi," sebut supir angkot tujuan kampus UIN IB Padang itu.
Sekarang, katanya, untuk membeli bahan bakar angkot saja sudah susah. "Kadang pendapatan habis untuk bolak-balik membeli minyak saja," tutur dia.
"Sebelumnya pendapat mencapai Rp400 ribu per hari, kini Rp250 ribu saja sudah susah," ujar dia.
Kendati demikian, ia memilih tetap bertahan meskipun pendapatan merosot, sebab sekarang baginya susah mencari pekerjaan lain.
"Sekarang cari pekerjaan susah, toko-toko saja banyak yang tutup akibat pandemi Covid-19 ini," tutupnya.
Berita Terkait
-
Usai Beri Bantuan untuk Korban Gempa Pasaman Barat, Relawan Ini Kejang-kejang dan Meninggal
-
Innalillahi, Seorang Relawan Gempa Pasaman Barat Asal Padang Meninggal Dunia
-
Nyesek Banget! Dapat Kabar Anaknya Meninggal, Driver Ojol Ini Tuai Simpati Tetap Berusaha Selesaikan Orderan
-
Viral Chat Customer Ojol Minta Bawa Kulkas Pakai Motor, Tuai Nyinyiran Publik: Gak Tahu Diri ya...
-
Heboh Kulit Wanita Asal Limapuluh Diduga Melepuh Usai Divaksin, Ternyata Gara-gara Ini
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- Asisten Pelatih Liverpool: Kakek Saya Dulu KNIL, Saya Orang Maluku tapi...
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mulan Jameela Sinis Ahmad Dhani Sebut Mantan Istri dengan Panggilan 'Maia Ahmad'
- Pengganti Elkan Baggott Akhirnya Dipanggil Timnas Indonesia, Jona Giesselink Namanya
Pilihan
-
Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
-
Kata-kata Jordi Amat Usai Gabung ke Persija Jakarta
-
7 Rekomendasi Merek AC Terbaik yang Awet, Berteknologi Tinggi dan Hemat Listrik!
-
Daftar 7 Sepatu Running Lokal Terbaik: Tingkatkan Performa, Nyaman dengan Desain Stylish
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
Terkini
-
7 Link DANA Kaget Asli Terbaru, Klaim Saldo Gratismu Sekarang Juga!
-
Irsyad Maulana Pulang ke Semen Padang FC, Kabau Sirah Juga Gaet Bek Portugal Jelang Liga 1 2025/2026
-
Menpora Dito Ariotedjo Dorong Pencak Silat Jadi Daya Tarik Pariwisata Sumbar, Ini Alasannya
-
Waspada Tautan Saldo Gratis Palsu, Ini Daftar 5 Link DANA Kaget Asli 3 Juli 2025!
-
Anak Harimau Sumatera Mati di TMSBK Bukittinggi, Diduga Kelainan Genetik