SuaraSumbar.id - Kematian massal ikan di keramba jaring apung (KJA) Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), dianggap wajar. Bahkan, peristiwa tahunan itu sudah dianggap salah satu risiko usaha dan sudah biasa terjadi.
Hal itu dinyatakan petani KJA Danau Maninjau, German. Menurutnya, usaha budi daya ikan tidak selalu berjalan mulus, baik dari kematian ikan, harga jual murah, harga pakan tidak stabil itu sudah menjadi risiko.
"Itu risikonya. Semuanya sudah menjadi konsekuensi, yang harus dijalani. Modal sudah tertanam di petak keramba. Jadi, mau tak mau harus dilanjutkan," katanya, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Rabu (15/12/2021).
Menurutnya, meski mengalami kerugian besar akibat kematian massal ikan, mereka akan berupaya keras untuk memulangkan modal pada periode berikutnya.
"Untuk karamba, petani di sini bekerja sama dengan penjual pakan. Dalam satu KJA kita bisa menghabiskan 4 ton pakan hingga panen. Satu ton itu 20 karung. Jadi butuh modal Rp20 juta hingga panen. Jika ikan mati, kita akan berupaya pada periode berikutnya untuk memulangkan modal," jelasnya.
Alasan itulah yang membuat para petani hingga kini masih bertahan melakukan budi daya ikan KJA. "Prinsip usaha itu,tidak selalu untung, kadang juga rugi. Pahit manis hasilnya harus dinikmati dan siap ditanggung," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Agam, Rosva Deswira mengatakan, Danau Maninjau adalah satu dari 15 belas danau kritis di Indonesia yang diproyeksikan untuk dilakukan upaya penyelamatan sesuai dengan Perpres Nomor 60 tahun 2021.
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian LIPI pada 2017, terdapat 90 persen penyebab pencemaran Danau Maninjau adalah akibat sendimen sisa pakan KJA.
Adapun upaya penyelamatan danau vulkanik ini yakni berupa penertiban KJA pengerukan sedimen di dasar danau dan pengalihan usaha masyarakat dari danau ke darat.
Baca Juga: 40 Rumah Warga Agam Diterjang Banjir, 1 Jembatan Roboh dan 3 Sepeda Motor Hanyut
Terkait hal ini, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat serta berbagai program sudah dijalankan, baik penyaluran bibit tanaman, pelatihan wirausaha serta membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.
"Tentu itu tugas kita, kalau kami di Dinas Perikanan sudah mencoba mengalihkan usaha masyarakat dengan memberikan beberapa paket budi daya ikan di darat, misalnya budi daya ikan lele, dan ikan gabus," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Ratusan Ton Ikan Mati di Agam, Apa Penyebabnya?
-
Mandi-mandi Saat Magrib, Seorang Warga Pasaman Hanyut di Batang Masang Agam
-
Harimau Sumatera Berkeliaran, Warga Agam Tak Berani Panen Sawit
-
Bangkai Babi Hutan Mati Mendadak di Agam Diperiksa
-
LGBT Rusak Masa Depan Generasi Muda, Sekda Agam: Ini Masalah Kejiwaan
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
Terkini
-
Ancaman Serangan Digital Mengintai Aktivis Sumbar, Ini Hasil Diskusi Publik AJI Padang dan INTERES
-
Penghargaan dari Euromoney Awards for Excellence 2025, Wujud Komitmen BRI Perkuat Layanan
-
Indeks Pariwisata Halal Sumbar 2025 Meningkat versi IMTI, Ini Alasannya
-
Warga Sumbar Dilarang Makan Telur Penyu, Ini Alasannya
-
Padang Siapkan Tsunami Drill Skala Besar, 200 Ribu Warga Bakal Dilibatkan Ikut Simulasi Bencana!