Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 01 Oktober 2021 | 16:07 WIB
Tari pasambahan. [Dok.Istimewa]

Tari piring berasal dari daerah Solok, Sumatera Barat yang menurut legenda tarian ini muncul dengan fungsi sebagai tarian dalam upacara kesuburan. Tarian ini juga menjadi salah satu bentuk seni tradisional yang banyak menyimpan nilai-nilai keindahan yang cukup tinggi dan mengandung nilai-nilai kebudayaan leluhur yang sangat mendalam. Selain itu, tari piring juga merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat terhadap para dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah, dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang diletakkan dalam piring sambil melangkah dengan gerakan yang dinamis.

Tari piring. [Dok.Istimewa]

Kini, tari piring ditarikan untuk menyambut tamu terhormat atau pembukaan upacara adat. Tarian ini menjadi tarian popular yang kerap ditampilkan dalam ajang promosi bidang pariwisata dan kebudayaan Indonesia, berbarengan dengan tari saman, tari pendet, dan tari jaipong.

4. Tari Payung

Sama seperti namanya, tarian ini menggunakan payung. Berasal dari Minangkabau, tarian ini tergolong dalam tarian Melayu versi Minangkabau yang dahulu menjadi bagian dari pertunjukan sandiwara, dan sering ditampilkan dalam acara memperingati hari-hari besar kerajaan Belanda pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Baca Juga: Membandel, Satpol PP Padang Bongkar Paksa Lapak PKL

Tari payung. [Dok.Istimewa]

Tari payung dilakukan dengan cara memainkan payung, dan biasanya dibawakan oleh tiga sampai empat penari yang berpasangan, pria dan wanita. Karena tarian ini merupakan cerminan dari pergaulan muda-mudi, maka payung dalam tarian ini bertujuan untuk melindungi mereka dari hal-hal negatif. Biasanya gerakan penari laki-laki seolah-olah sedang melindungi kepala penari wanita, sedangkan selendang penari wanita melambangkan sebuah ikatan cinta suci yang sedang terjalin.

5. Tari Lilin

Masih berasal dari Minangkabau, tari lilin juga menggunakan lilin, sama seperti namanya. Umumnya tarian ini dibawakan oleh sekelompok penari dengan gerakan yang atraktif dan juga seirama dengan alunan musik pengiringnya.

Tarian ini menceritakan seorang gadis yang ditinggal pergi kekasihnya atau tunangannya untuk mencari harta. Selama ditinggalkan, gadis ini telah kehilangan cincin tanda pertunangan yang diberikan. Kemudian gadis tersebut mencari cincinnya hingga larut malam dengan lilin sebagai penerangan yang ditempatkan diatas piring kecil. Gerakan tubuhnya yang gemulai, membungkuk, dan gerakan berdoa tersebut melahirkan sebuah gerakan tari yang sangat indah sama dengan keunikan gerakan tarian ini, yaitu tari lilin.

Tari lilin. [Dok.Istimewa]

Awalnya, tarian ini berfungsi sebagai salah satu tarian ungkapan rasa syukur kepada dewa saat musim panen datang dengan hasil yang melimpah ruah. Namun seiring perkembangan zaman, tarian ini berubah menjadi jenis tarian hiburan bagi masyarakat Minangkabau.

Baca Juga: Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 Sumbar Capai 96,60 Persen

(Penulis: Carrisa)

Load More