SuaraSumbar.id - Komnas HAM Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) kini mendalami dugaan malapraktik dokter yang berujung pada gangguan penglihatan permanen seorang warga Kabupaten Padang Pariaman, usai menjalani prosedur pencabutan gigi.
"Kita sudah menerima laporan dari kuasa hukum korban dan segera menggali informasi dari pihak-pihak terkait," kata Kepala Komnas HAM Sumbar, Sultanul Arifin, Kamis (17/7/2025).
Langkah investigasi Komnas HAM dimulai setelah menerima laporan resmi dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang sebagai kuasa hukum korban.
Dalam laporan tersebut disebutkan, awalnya korban menjalani pencabutan gigi di sebuah klinik di Kota Pariaman. Namun, tak lama setelah prosedur itu, korban justru mengeluhkan masalah penglihatan yang memburuk secara drastis.
Menurut keterangan LBH, kondisi korban kian parah hingga akhirnya harus dirujuk dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya. Mulai dari Kota Pariaman, lalu ke RSUP M Djamil Padang, hingga akhirnya ke salah satu rumah sakit besar di Kota Pekanbaru.
Dari pemeriksaan medis, korban diketahui mengalami pendarahan otak yang diduga memengaruhi fungsi penglihatannya.
“Komnas HAM akan meminta keterangan lebih detail mengenai langkah-langkah medis dan proses hukum yang sudah ditempuh agar bisa dipastikan apakah ada pelanggaran hak asasi dalam proses ini,” ujar Sultanul.
Namun, upaya hukum korban seolah terhenti setelah Polres Kota Pariaman menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyelidikan (SP2 Lidik). Dalam SP2 Lidik tersebut, pihak kepolisian menyatakan tidak menemukan dua alat bukti yang cukup untuk meningkatkan kasus ke tahap penyidikan.
LBH Padang, yang diwakili Direktur Diki Rafiqi, mengungkap adanya dugaan kejanggalan saat gelar perkara dilakukan.
"Korban sempat diminta keluar ruangan sebelum gelar perkara selesai, sementara dokter tetap berada di dalam. Ini menimbulkan pertanyaan serius tentang transparansi proses hukum," tegas Diki.
Pihaknya mendesak agar dilakukan gelar perkara khusus sebagai langkah korektif. LBH juga meminta Komnas HAM memastikan agar tidak ada hak korban yang terabaikan dalam penanganan kasus ini.
Komnas HAM Sumbar memastikan akan meminta klarifikasi dari pihak-pihak terkait, termasuk pihak medis dan kepolisian, demi menjamin transparansi dan keadilan bagi korban. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Horor Cabut Gigi Berujung Buta, Polisi Stop Kasus, Komnas HAM Turun Tangan
-
Revisi UU HAM, Pigai Dapat Masukan Komnas HAM hingga KPAI Dilebur Menjadi Satu Lembaga
-
UU HAM Direvisi: Komnas HAM Bakal Punya 'Taring' Lebih Ganas?
-
Komnas HAM Ungkap Banyak Konflik di Papua yang Masih Terjadi, Bisakah Diselesaikan Oleh Wapres?
-
Jika Wapres Gibran Ditugaskan ke Papua, Komnas HAM Ingatkan Tak Cukup Hanya Pendekatan Ekonomi
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Brio, Ini 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Sporty dan Irit Mulai Rp60 Jutaan
- Siapa Brandon Scheunemann? Bek Timnas Indonesia U-23 Berdarah Jerman yang Fasih Bahasa Jawa
- Di Luar Prediksi! 2 Pemain Timnas Indonesia Susul Jay Idzes di Liga Italia
- Ayah Brandon Scheunemann: Saya Rela Dipenjara asal Indonesia ke Piala Dunia
Pilihan
-
Ole Romeny Bagikan Kabar Gembira Usai Jalani Operasi, Apa Itu?
-
Krisis Air Ancam Ketahanan Pangan 2050, 10 Miliar Penduduk Dunia Bakal Kerepotan!
-
Mentan Amran Sebut Ada Peluang Emas Ekspor CPO RI ke AS usai Kesepakatan Tarif
-
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi dan Irak di Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia
Terkini
-
Cara Ambil Uang Pensiun Taspen di Kantor Pos, Ini Syaratnya
-
BRI Luncurkan BRILiaN Way, Danantara Sebut Langkah Penting Menuju Bank Paling Menguntungkan
-
Kasus Dugaan Malapraktik Cabut Gigi Berujung Kebutaan di Sumbar, Komnas HAM Turun Tangan
-
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan 2 Kg Sabu di Bandara Minangkabau, Kurir Dibekuk!
-
Kronologi Nenek Dirampok di Padang dan Dianiaya hingga Pingsan, Perhiasan Emas dan Uang Raib!