Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 11 Maret 2021 | 20:03 WIB
Kapal nelayan di Pantai Tiku, Agam, Sumatera Barat. [Dok.Covesia.com]

SuaraSumbar.id - Hasil tangkapan ikan nelayan di kawasan Pantai Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat menurun drastis. Hal ini dipicu cuaca buruk yang melanda daerah tersebut sejak sepekan terakhir.

Menurut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Agam, Arman Aciak, hasil tangkapan ikan yang didapat nelayan sepekan terakhir berkurang sampai 50 persen.

“Jauh berkurang, biasanya sekali melaut kami nelayan pancing bisa membawa 7-10 keranjang ikan. Tapi 2 kali melaut terakhir hanya 3-6 keranjang,” kata Arman, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Kamis (11/3/2021).

Sekali melaut, nelayan Agam biasanya menghabiskan modal sekitar Rp 3 sampai 4 juta untuk bahan bakar dan bekal. Modal tersebut bisa kembali jika hasil tangkapan bisa melebihi 5 keranjang.

Baca Juga: Biar Dapat BBM Subsidi, Kapal Nelayan di Kayong Utara Wajib Miliki Dokumen

Menurut Arman, kurangnya hasil tangkapan disebabkan cuaca buruk yang sering terjadi di tengah laut. Sebab, gelombang besar dan angin kencang membuat ikan-ikan lebih senang pergi ke dasar atau tengah laut.

"Kita nelayan pancing tentunya hanya bisa di pinggiran pantai, jika cuaca buruk ikan pergi ke tengah atau ke dasar laut,” katanya.

Kondisi tersebut membuat sebagian nelayan lebih memilih menambangkan perahu, serta memperbaiki alat tangkap, hingga cuaca kembali pulih.

Load More