SuaraSumbar.id - Pandemi Covid-19 betul-betul melumpuhkan semua sektor penghidupan masyarakat. Tak sedikit pelaku usaha di Indonesia yang gulung tikar hingga merumahkan jutaan karyawan.
Di tengah merayap lambatnya pergerakan ekonomi global, masih ada yang kokoh bertahan. Bahkan omzetnya tidak terlalu anjlok dibandingkan dengan hari-hari sebelum virus corona mewabah. Salah satunya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKMK) Rendang Hj Fatimah di Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
"Kalau turun pastilah ya, semua pelaku usaha terdampak karena Covid-19. Tapi Alhamdulillah tetap bertahan dan nggak sampai gulung tikar," kata pemilik usaha Rendang Hj Fatimah, Silvi Lestari (44) kepada SuaraSumbar.id, Rabu (30/12/2020).
Silvi mengaku, usahanya tetap berjalan baik mungkin karena menjual makanan khas Ranah Minang. Ya, siapa tak kenal rendang yang lezatnya sampai membuat orang lupa kenyang. Bahkan, CNN merilis rendang sebagai jawara pertama dari 50 ragam makanan terlezat di dunia pada 2017.
Baca Juga: Sopir Truk Tersangka, Ini Kronologi Tabrakan Beruntun di Lembah Anai
Menurut Silvi, usahanya rendang ini bagian dari menjaga budaya. Sebab, hampir semua perempuan di tanah Minang piawai memasak rendang. "Ada yang memang untuk keluarga saja. Ada juga yang dijadikan ladang usaha, seperti saya ratusan pengusaha rendang di Sumbar ini," katanya.
Panjang lebar Silvi berkisah tentang usaha rendang yang mulai dirintisnya sejak tahun 2011. Bisnis rendang beromzet puluhan juta itu berawal dari usaha kecil-kecilan yang niatnya hanya menambah pemasukan sebagai ibu rumah tangga (IRT).
“Semula iseng saja. Pas mencoba, jiwa entrepreneur saya datang. Saya mikir, gimana supaya cepat dikenal, banyak pelanggan. Tau-taunya sekarang jadi mata pencarian betulan,” kata ibu tiga anak itu.
Bisnis rendang Silvi awalnya hanya bermodalkan uang Rp 3 juta. Uang tersebut bukan semuanya dibelikan daging sapi, tapi juga untuk membeli perlengkapan memasak dan keperluan pembuatan rendang.
"Nama usaha ini sengaja pakai nama ibu Hj Fatimah, agar selalu ingat dengan beliau dan itu juga bagian dari doa," katanya.
Baca Juga: Jelang Tutup Tahun Anggaran PEN Baru Cair 72,3 Persen
Setahun berjalan, usaha rendang Silvi mulai mendapat tempat di hati masyarakat. Permintaan mulai membeludak, terlebih saat jelang puasa, dan memasuki Hari Raya Idul Fitri. Menariknya, pemesan rendang Silvi mayoritas dari luar daerah Sumbar.
Saat itu, omzet usaha rendangnya baru berkisar Rp 15 juta per bulan. Lama kelamaan, omzetnya tembus hingga Rp 85 juta sebulan.
"Sekarang lumayan stabil. Tapi kan harga bahan pokok pembuatan rendangnya yang naik. Ini pengaruh pandemi yang saya rasakan," kata Ketua Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia (Perwira) Kabupaten Solok itu.
Rendang Hj Fatimah mengutamakan resep dari rempah-rempah tanpa pengawet dan penyedap rasa. Sedangkan bahan baku utama daging, daging sapi padat (tanpa lemak) tetap menjadi pilihan.
Selain itu, produksi rendang Silvi sudah memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dan mengantongi sertifikasi halal.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, produksi rendang Silvi masih dalam kisaran 25 kilogram per pekan. Biasanya, bisa tembus 50 kilogram per pekannya. Harganya pun bervariasi sesuai dengan besaran kemasan dan isi rendang itu sendiri.
Rendang isi 300 gram dijual seharga Rp 100 ribu. Sedangkan isi 600 gram dibandrol senilai Rp 175 ribu dan untuk 1.000 gram Rp 320 ribu. “Rendang kami sudah pakai packing kaleng berstandar pangan nasional, dijamin awet dan tahan lama," katanya.
Selain di sekitar Sumbar, rendang Silvi telah memiliki banyak pelanggan tetap yang tersebar di hampir tiap kota Indonesia. Mulai dari Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, Bangka Belitung, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Papua. Sebelum pandemi bahkan rata-rata jemaah umrah dari Solok memesan rendang Hj Fatimah.
Pelanggan di luar Sumbar itu mayoritas didapatkan Silvi melalui interaksi lewat media sosial Facebook, Twitter dan Instagram. "Paling mendominasi dari luar Sumbar. Pesanan lokal paling baru sekitar 5 tahunan ini, saya sudah jualan 9 tahun," katanya.
Dia menyadari, menggeluti bisnis berbasis online, jelas membutuhkan jasa ekspedisi pengantar pesanan pelanggan yang tidak bertele-tele. Apalagi, pemesan kadang bersikap nyinyir menanyakan pesanannnya.
"Kalau urusan kirim mengirim rendang ke semua kota di Indonesia, saya setia dengan JNE. Ini sudah langganan sejak awal-awal mengirim rendang ke luar daerah," katanya.
Dalam bisnis jarak jauh ini, kata Silvi, ketepatan waktu paling utama untuk menjaga kecintaan pelanggan. Hal itu juga yang membuatnya menjatuhkan pilihan kepada jasa kurir PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang kini berusia 30 tahun itu.
"Bisa dikatakan, rendang saya keliling Indonesia pakai JNE," katanya.
Dia mengaku nyaman mengirim rendang lewat JNE. Sebab, ketika pesanan sampai di tangan pelanggan, JNE langsung memberikan laporan ke nomor telepon pengirim dan si pemesan. Selain itu, pengirim juga dapat mengecek langsung barang kirimannya lewat website yang disediakan pihak JNE.
“Selama ini, JNE tidak pernah salah alamat, antarnya tepat waktu. Nggak mau berpaling ke lain hati lah,” katanya.
Untuk kota-kota besar, terang Silvi, JNE memastikan sampai dalam waktu sehari dengan layanan Yakin Esok Sampai (YES). Misalnya ke Jakarta, Surabaya, Bandung. Sedangkan ke Kalimantan bisa tembus lima hari dan ke Bangka Belitung dan sebagainya.
“Saya mikirnya yang pertama itu aman. Nah, rasa aman mengirim barang itu saya dapat dari JNE. Harganya juga standar. Saat pandemi pun, JNE masih setia,” tuturnya.
Mendukung UMKM
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang logistik, JNE terus melakukan terobosan-terobasan baru agar tetap menjadi 'raja' di hati pelanggan. Beragam layanan memanjakan konsumen telah dilahirkan perusahaan jasa kurir ini.
Seperti yang dilakukan JNE pada tanggal 26-27 November 2020. Dalam rangka perayaan HUT JNE ke-30 bertema "Bahagia Bersama", JNE memberikan Hari Bebas Ongkos Kirim (Harbokir) untuk semua pelanggan setia perusahaan asli Indonesia itu.
VP of Marketing JNE, Eri Palgunadi mengatakan, Harbokir ke-5 ini diberikan untuk semua pelanggan di seluruh Indonesia. Syaratnya, maksimal 2 kilogram per resi. Kemudian dapat digunakan pada layanan reguler dan OKE dengan tujuan pengiriman dalam kota yang sama, serta antar kota dalam 1 provinsi.
“JNE bersyukur sampai di usia 30 tahun, masih dapat berbagi kebahagiaan kepada pelanggan setia. Sejak diadakan pertama kali dalam perayaan HUT JNE Ke-26 tahun 2016, Harbokir langsung mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Terlebih di masa pandemi kali ini, Harbokir kembali dihadirkan dengan harapan JNE dapat membantu para UKM untuk tetap bangkit serta dapat meningkatkan penjualan para UKM," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com.
Dalam semarak HUT ke-30 di tengah pandemi ini, JNE juga rapid test gratis untuk member JLC dan pelanggan setia JNE yang datang langsung mengirimkan paket ke titik layanan atau gerai JNE di kantor pusat maupun kantor-kantor perwakilan JNE wilayah Jabodetabek dengan minimal transaksi kiriman Rp 300 ribu.
Banyak lagi yang diberikan JNE di tengah pandemi Covid-19. Baru-baru ini juga dipersembahkan potongan diskon untuk layanan Pesanan Oleh-oleh Nusantara (Pesona) dalam rangka menyambut Hari Belanja Online (Harbolanas) pada 12 Desember 2020.
Menurutnya, sebagai perusahaan asli dalam negeri, JNE memiliki tanggungjawab sosial untuk memajukan perekonomian bangsa, salah satunya membantu pemasaran produk UMKM melalui layanan Pesona dan layanan lainnya. Saat ini, lebih dari 2 ribu produsen makanan khas dari seluruh Indonesia telah bekerja dengan Pesona.
Berita Terkait
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Pengusaha UMKM Asal Sidoarjo Ini Sukses Tembus Pasar Ekspor
-
Pemberdayaan BRI Bawa Pengusaha UMKM Aksesoris Fashion Tembus Pasar Internasional
-
Perjalanan UMKM I Love Mutiara, dari Lombok Menuju Dunia dengan Dukungan BRI
-
Kisah Suryani, Kartini Modern Pejuang Ekonomi Keluarga yang Naik Kelas Lewat Pendanaan KUR BRI
-
BRI Buka Pintu Ekspor UMKM, Ekspansi Gelap Ruang Jiwa Jadi Bukti Terkini
Tag
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi Lagi Rp34.000 Jadi Rp1.846.000/Gram
Terkini
-
BRI Bagikan Dividen Rp31,4 Triliun pada 10 April 2025
-
Anggota Satpol PP Agam Dikeroyok Puluhan Orang Saat Bubarkan Orgen Tunggal, Kepala hingga Kaki Lebam
-
Aktivitas Vulkanik Gunung Talang Solok Meningkat, Badan Geologi Minta Masyarakat Waspada Longsor!
-
Pengusaha UMKM Aksesoris Fashion Tembus Pasar Internasional Berkat Pemberdayaan BRI
-
Solok Diguncang 3 Kali Gempa Beruntun, Ini Penjelasan BMKG