Pemkab Agam Klaim 476 KK Korban Banjir Bandang Bersedia Tinggal di Huntara, Kapan Dibangun?

Sebanyak 476 dari 539 kepala keluarga (KK) korban bencana hidrometeorologi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) bersedia tinggal di hunian sementara (Huntara).

Riki Chandra
Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB
Pemkab Agam Klaim 476 KK Korban Banjir Bandang Bersedia Tinggal di Huntara, Kapan Dibangun?
Kondisi rumah warga rusak dampak banjir bandang di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. [ANTARA/Yusrizal]
Baca 10 detik
  •  476 KK Agam setuju pindah ke hunian sementara pascabencana.

  • Pembangunan hunian sementara dilakukan bertahap di empat kecamatan.

  • Hunian sementara didanai BNPB dan ditarget selesai akhir 2025.

SuaraSumbar.id - Sebanyak 476 dari 539 kepala keluarga (KK) korban bencana hidrometeorologi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) bersedia tinggal di hunian sementara (Huntara) yang segera dibangun pemerintah.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Agam, Rinaldi, menyampaikan bahwa ratusan KK tersebut telah menyatakan kesediaannya secara tertulis kepada Pemkab Agam.

“476 kepala keluarga ini telah menandatangani surat pernyataan tinggal di hunian sementara,” kata Rinaldi, Senin (15/12/2025).

Keputusan ini menjadi langkah penting percepatan penanganan pascabencana, terutama bagi warga yang rumahnya rusak berat.

Menurut Rinaldi, hunian sementara Agam akan dibangun di sejumlah kecamatan terdampak dengan lokasi yang telah ditinjau bersama camat dan wali nagari.

Di Kecamatan Palembayan, sebanyak 225 KK direlokasi ke hunian sementara yang dibangun di SDN 05 Kayu Pasak Nagari Salareh Aia serta lapangan bola voli Batu Mandi Nagari Salareh Aia Timur.

Selanjutnya, di Kecamatan Tanjung Raya, 183 KK akan menempati hunian sementara Agam yang berlokasi di Linggai Park, Nagari Duo Koto.

Sementara itu, di Kecamatan Ampek Koto, sebanyak 54 KK direlokasi ke lahan DOB Nagari Balingka. Adapun Kecamatan Malalak mencatat 14 KK yang akan direlokasi ke lapangan lampeh Jorong Bukik Malanca, Nagari Malalak Timur.

“Data ini merupakan hasil validasi dari pemerintah nagari. Untuk lahan telah kita tinjau bersama camat dan wali nagari,” katanya.

Menurutnya, total warga yang rumahnya rusak berat, tinggal di zona merah sepanjang aliran sungai, serta di tepi bukit rawan longsor mencapai 539 KK. Dari jumlah tersebut, 63 KK menyatakan tidak bersedia direlokasi.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan survei detail di setiap lokasi karena pembangunan hunian segera dilakukan bekerja sama dengan TNI. Material bangunan dijadwalkan tiba pada minggu ini, dengan pasokan berasal dari Jakarta dan Padang.

“Sesampai di lokasi langsung dibangun hunian sementara dan ditargetkan selesai menjelang akhir Desember 2025,” ujarnya.

Rinaldi menjelaskan, hunian sementara yang dibangun bertipe 21 dan dilengkapi dapur, akses jalan, serta fasilitas pendukung lainnya. Pendanaan pembangunan hunian sementara Agam ini bersumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Hunian tersebut akan menjadi tempat tinggal korban sambil menunggu hunian tetap yang direncanakan mulai dibangun pada 2026. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak