Perkembangan AI semakin adaptif dan kontekstual juga direspons positif oleh banyak pihak, termasuk salah satunya AI Expert, Tommy Teja. Menurutnya, integrasi AI ke dalam smartphone yang esensial bagi kehidupan sehari-hari masyarakat membuat inovasi yang dihadirkan Samsung semakin relevan dan bermanfaat bagi pengguna.
Galaxy S25 Series menawarkan tiga pendekatan utama dalam teknologi AI, yaitu AI on-device, AI on-cloud, dan Hybrid AI. AI on-device memungkinkan penggunaan fitur AI secara langsung tanpa koneksi internet, sehingga menjaga privasi dan kecepatan respons. AI on-cloud memberikan daya komputasi yang lebih besar untuk pemrosesan kompleks dengan hasil yang lebih akurat, sementara Hybrid AI menggabungkan keunggulan keduanya untuk performa dan efisiensi yang optimal.
Tommy mengatakan salah satu fitur yang menjadi lompatan besar dari inovasi AI adalah Seamless Action Across Apps. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk lebih mudah melakukan berbagai hal baru, cukup dengan satu perintah. Misal saat sedang traveling, kita bisa menemukan rute terbaik ke lokasi yang belum pernah dikunjunginya dan mengirimkannya ke teman hanya dengan satu prompt, tanpa perlu berpindah aplikasi. Kemampuan AI nantinya akan melakukan beberapa tasks tersebut dan memberikan pengalaman menggunakan smartphone yang lebih seamless.
Tommy juga menjelaskan bahwa integrasi lintas aplikasi seperti ini merupakan langkah maju dalam pengalaman pengguna. “Biasanya, pengguna harus berpindah-pindah aplikasi untuk mencari informasi, menyalin, dan membagikannya. Proses ini tidak hanya memakan waktu tetapi juga bisa mengganggu alur kerja. Dengan AI yang dapat memahami konteks dan mengeksekusi berbagai tugas dalam satu alur, AI mengurangi cognitive load, dimana pengguna tidak perlu berpikir panjang atau membuka banyak aplikasi untuk aktifitas mereka. Bagi saya, ini adalah implementasi AI yang sangat ideal, efektif tanpa terasa ‘dipaksakan’, karena fungsinya memang natural untuk membantu pengguna dalam keseharian, dan Samsung berhasil menghilangkan hambatan ini dan menghadirkan efisiensi nyata dalam interaksi digital,” ujarnya.
Menariknya, sejak 7 Februari 2025 kemarin Samsung memperluas penggunaan bahasa, termasuk Bahasa Indonesia untuk bisa digunakan ke dalam fitur tersebut. Fleksibilitas AI ini sangat membantu pengguna. Fitur lain misalnya juga seperti Call Transcript yang bisa menerjemahkan percakapan dalam lebih dari 20 bahasa, komunikasi bisa jadi lebih mudah di berbagai situasi, baik saat memesan makanan di restoran, mencari arah, atau membaca papan petunjuk di negara asing. Dengan adanya semua benefit tersebut, yang membuat Tommy benar-benar terkesan adalah karena Samsung tidak mengabaikan faktor keamanan data pengguna.
“Kalau Galaxy S25 Series saya percaya telah memberikan sistem yang cukup kuat untuk memberikan ketenangan bagi penggunanya, jadi gak perlu khawatir soal kebocoran data. Saya lihat Samsung sangat serius untuk terus mengembangkan fitur Samsung Knox yang memberikan proteksi keamanan data extra sehingga membuat smartphone dijamin aman dari serangan hacking dan malware," kata Tommy.