Hari ke-7, Pencarian Nelayan Maninjau Dihentikan? Apa Selanjutnya?

Pencarian dilakukan menggunakan perahu dengan metode penyisiran di sekitar lokasi kejadian.

Chandra Iswinarno
Senin, 16 Desember 2024 | 18:32 WIB
Hari ke-7, Pencarian Nelayan Maninjau Dihentikan? Apa Selanjutnya?
Danau Maninjau. (Shutterstock)

SuaraSumbar.id - Operasi pencarian terhadap Edi Kamardi (42), nelayan yang diduga tenggelam di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, telah memasuki hari ketujuh pada Senin (16/12/2024).

Meski upaya maksimal telah dilakukan oleh tim gabungan, korban belum juga ditemukan.

Kasi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang, Hendri, menyampaikan bahwa pencarian dilakukan dengan penyisiran area seluas ±12 NM² sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pencarian yang berlangsung selama tujuh hari.

“Ini sudah hari ketujuh pencarian, namun korban belum berhasil ditemukan,” ungkap Hendri.

Baca Juga:Nelayan Hilang di Danau Maninjau, Pencarian Hari ke-7 Belum Membuahkan Hasil

Edi Kamardi dilaporkan hilang sejak Selasa (10/12). Berdasarkan keterangan saksi, korban keluar rumah pukul 07.30 WIB untuk menjaring ikan di Danau Maninjau.

Namun, sekitar pukul 08.30 WIB, cuaca memburuk dengan angin kencang. Dua saksi, Zona dan Nofendra, melihat perahu korban terapung di tengah danau dalam keadaan kosong.

Operasi pencarian melibatkan lebih dari 100 personel gabungan dari berbagai instansi, termasuk:

  • Polres Agam: 25 orang
  • BPBD Kabupaten Agam: 10 orang
  • TNI: 5 orang
  • Polairud: 5 orang
  • PMI: 4 orang
  • Orari Agam: 12 orang
  • KSB Agam: 15 orang
  • Perangkat Nagari: 5 orang
  • Masyarakat setempat: 30 orang

Pencarian dilakukan menggunakan perahu dengan metode penyisiran di sekitar lokasi kejadian.

Dukungan dari masyarakat setempat yang turut membantu pencarian juga sangat signifikan sejak awal insiden.

Baca Juga:Pasutri Asal Sumbar Ditemukan Tewas Berpelukan, Surat Wasiat Ungkap Permintaan Terakhir

Cuaca buruk dan medan yang menantang di Danau Maninjau menjadi hambatan besar dalam operasi pencarian.

Kondisi angin kencang dan gelombang air yang tinggi kerap menyulitkan tim penyelamat.

“Kami mengerahkan segala upaya maksimal dengan dukungan banyak pihak. Namun, kondisi medan dan cuaca menjadi tantangan terbesar,” ujar Hendri.

Meski SOP pencarian selama tujuh hari telah berakhir, pihak terkait akan melakukan evaluasi untuk menentukan langkah selanjutnya.

Masyarakat setempat juga terus diimbau untuk melaporkan jika menemukan petunjuk atau tanda-tanda keberadaan korban.

Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan saat melaut, khususnya di wilayah dengan cuaca yang kerap berubah-ubah seperti Danau Maninjau.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini