Misteri Kematian Perantau Asal Sumbar di Jakarta: Luka Jahitan dan Lebam di Tubuh Jadi Petunjuk

Pihak keluarga Rahmat kini meminta kepolisian untuk melakukan autopsi guna mengungkap motif di balik kematian tragis ini.

Bernadette Sariyem
Sabtu, 09 November 2024 | 21:29 WIB
Misteri Kematian Perantau Asal Sumbar di Jakarta: Luka Jahitan dan Lebam di Tubuh Jadi Petunjuk
Ilustrasi jenazah. (unsplash)

SuaraSumbar.id - Seorang perantau asal Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rahmat Faisandri (29), diduga menjadi korban pembunuhan setelah sebelumnya hilang kontak dengan keluarganya.

Rahmat, yang bekerja sebagai sopir Bus Al-Hijrah jurusan Jakarta-Padang, ditemukan meninggal dunia di Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur, dengan sejumlah luka mencurigakan di tubuhnya.

Kabar kematian Rahmat mulai beredar di kalangan masyarakat Lubuk Basung melalui pesan di Grup WhatsApp. Dalam pesan tersebut, tercantum biodata Rahmat beserta kronologi kejadian yang menyebutkan kemungkinan ia menjadi korban pembegalan, penculikan, dan pembunuhan.

Kronologi bermula pada 20 Oktober 2024 ketika keluarga kehilangan kontak dengan Rahmat setelah ia diketahui sedang mengurus paspor.

Baca Juga:4 Minggu Siaga Darurat! Mitigasi Bencana Gunung Marapi Digencarkan

Pada 28 Oktober, tas Rahmat yang berisi dokumen ditemukan di depan Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.

Keluarga yang semakin khawatir akhirnya melaporkan kehilangan Rahmat ke Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Pasar Rebo pada 30 Oktober 2024.

Pada 5 November, keluarga menerima kabar mengejutkan dari kepolisian yang menginformasikan bahwa Rahmat telah meninggal dan berada di Rumah Sakit Kramat Jati.

Menurut keterangan pihak rumah sakit, Rahmat ditemukan sudah dalam kondisi meninggal ketika diantar pada 24 Oktober 2024.

Pemeriksaan awal menunjukkan Rahmat mengalami luka robek di kepala dengan 29 jahitan serta luka lebam di beberapa bagian tubuhnya, memperkuat dugaan adanya tindakan kekerasan.

Baca Juga:Erupsi Gunung Marapi Ancam 9 Kecamatan! Cek Wilayahmu Masuk KRB atau Tidak

Pihak keluarga Rahmat kini meminta kepolisian untuk melakukan autopsi guna mengungkap motif di balik kematian tragis ini.

“Atas nama keluarga, kami meminta dukungan warga dan tokoh perantau agar pihak Kepolisian Metro Jakarta Pusat, terutama Polsek Pasar Rebo, dapat mengusut tuntas kasus ini,” demikian pernyataan dalam pesan yang beredar.

Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap detail kejadian dan motif di balik dugaan pembunuhan ini.

Keluarga dan kerabat berharap ada keadilan bagi Rahmat, sekaligus menginginkan agar kejadian serupa tidak menimpa perantau lainnya.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini