Pakar Ungkap Lambatnya Pengembangan UMKM di Sumbar, Ini Masalahnya

Kurangnya kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan swasta menjadi salah satu penghambat perkembangan UMKM di Sumatera Barat (Sumbar).

Riki Chandra
Jum'at, 04 Oktober 2024 | 13:43 WIB
Pakar Ungkap Lambatnya Pengembangan UMKM di Sumbar, Ini Masalahnya
Ilustrasi UMKM. (Dok: BRI)

SuaraSumbar.id - Kurangnya kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan swasta menjadi salah satu penghambat perkembangan UMKM di Sumatera Barat (Sumbar). Hal ini disampaikan oleh pakar ekonomi sumber daya manusia dari Universitas Andalas (Unand), Delfia Tanjung Sari.

Menurutnya, ketiga pihak tersebut cenderung berjalan sendiri-sendiri dalam mendukung pengembangan UMKM.

"Yang terjadi itu pemerintah daerah, perguruan tinggi, atau pihak swasta masih berjalan sendiri-sendiri dalam membantu pengembangan UMKM," ujarnya, dikutip Jumat (4/10/2024).

Delfia menekankan pentingnya kolaborasi yang terstruktur antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan swasta untuk membuat peta jalan bagi pengembangan pelaku UMKM.

"Seharusnya mereka berkolaborasi dan menyusun strategi yang tepat untuk membantu UMKM tumbuh," tambahnya.

Temuan di lapangan menunjukkan bahwa masih ada pelaku usaha yang mendapat bimbingan dari tiga instansi berbeda sekaligus, yang sering kali berujung pada ketidakadilan dalam pendampingan. Dampaknya, banyak pelaku usaha yang mengalami kesulitan dan bahkan gulung tikar.

Selain masalah kolaborasi, Delfia juga menyebutkan minimnya regenerasi wirausaha muda di Sumatera Barat sebagai hambatan lain. Porsi pendidikan kewirausahaan yang masih minim dibandingkan materi lain membuat generasi muda kurang terdorong untuk menjadi wirausaha.

"Padahal, masyarakat Minangkabau sejak dulu terkenal dengan semangat wirausaha," jelasnya.

Pimpinan Wilayah Kanwil II Pekanbaru PT Pegadaian, Dede Kurniawan, mengatakan program the Gade Sociopreneurship Challenge dari Kementerian BUMN lewat Pegadaian ditujukan untuk menciptakan wirausaha muda. Program ini menyasar mahasiswa Unand untuk mengajukan proposal terkait usaha yang akan mereka kembangkan, dengan usulan terbaik akan mendapatkan pendampingan.

Mahasiswa yang memiliki rencana usaha namun terkendala biaya juga dapat dibantu oleh PT Pegadaian melalui kredit usaha rakyat syariah dengan bunga ringan, sekitar empat persen per tahun. Hal ini menjadi peluang besar bagi generasi muda untuk berani memulai usaha, dengan dukungan yang memadai. (antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

lifestyle | 13:50 WIB
Tampilkan lebih banyak