SuaraSumbar.id - Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Sumatera Barat (Sumbar) melihat peluang besar dalam ekspor rendang ke negara-negara Timur Tengah. Bahkan, permintaan pun mencapai 4 ton per bulan.
Potensi ini diungkapkan setelah adanya komunikasi dengan pihak Bappenas. "Minggu lalu teman-teman Bappenas menyampaikan permintaan daging rendang sebanyak 4 ton per bulan," ujar Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Sumbar, Ibrahim, Jumat (23/8/2024).
Menanggapi peluang ekspor rendang dalam jumlah besar tersebut, pihak Balai Karantina segera berkoordinasi dengan Garuda Indonesia. Hasilnya, maskapai penerbangan nasional tersebut siap memberikan harga khusus untuk pengiriman rendang ke luar negeri, khususnya ke Timur Tengah.
"Ini patut diapresiasi. Biasanya, harga pengiriman per kilogram mencapai Rp30 ribu. Namun, dengan adanya negosiasi ini, harga bisa ditekan sehingga produk kita bisa bersaing dengan negara lain," jelas Ibrahim.
Ekspor rendang yang merupakan kuliner asli dari Sumatera Barat memang menawarkan prospek bisnis yang menjanjikan. Selain terkenal di dalam negeri, rendang telah dinobatkan sebagai salah satu makanan terlezat di dunia, sehingga diminati oleh berbagai kalangan internasional.
Peningkatan dan peluang ekspor rendang ke Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, sangat potensial mengingat tingginya jumlah jamaah haji dan umrah dari berbagai negara, termasuk Indonesia, setiap tahunnya.
Sementara itu, Ketua Pembina Himpunan Pengusaha Randang Minangkabau (Hipermi), Syukriah, mengungkapkan upaya perluasan pasar ekspor rendang terus dilakukan. Hipermi berupaya agar makanan khas ini semakin dikenal di dunia internasional.
"Perluasan pasar terus diupayakan oleh Hipermi dengan bekerja sama dengan berbagai pihak," ujar Syukriah.
Salah satu kerja sama yang telah berhasil dijalin adalah dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, untuk memperkuat jaringan pemasaran rendang ke pasar global. (Antara)