Awas! Gempa Besar Mengancam Mentawai dan Selat Sunda, BMKG: Tinggal Menunggu Waktu

Peringatan ini diberikan menyusul gempa megathrust Nankai yang baru-baru ini terjadi di Jepang Selatan pada tanggal 8 Agustus.

Chandra Iswinarno
Senin, 12 Agustus 2024 | 18:12 WIB
Awas! Gempa Besar Mengancam Mentawai dan Selat Sunda, BMKG: Tinggal Menunggu Waktu
ILUSTRASI - Gempa Mentawai pada Selasa dini hari (25/4/2023) berkekuatan 7,3. BMKG rilis peringatan dini tsunami. [BMKG]

SuaraSumbar.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat tentang potensi gempa besar yang dapat terjadi di wilayah Megathrust Mentawai-Siberut dan Selat Sunda, dengan kekuatan yang diperkirakan mencapai magnitudo 8,9 dan 8,7.

Peringatan ini diberikan menyusul gempa megathrust Nankai yang baru-baru ini terjadi di Jepang Selatan pada tanggal 8 Agustus.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono Daryono, menyampaikan bahwa kedua wilayah ini telah lama tidak mengalami pelepasan energi besar dan dianggap sebagai "Seismic Gap" yang berpotensi tinggi untuk memicu gempa besar.

"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ungkap Daryono.

Baca Juga:Dalam 24 Jam, Lima Gempa Tektonik Goyang Agam dan Bukittinggi

Pemodelan tsunami oleh BMKG menunjukkan bahwa gempa tersebut berpotensi menyebabkan tsunami dengan tinggi kurang dari setengah meter, mirip dengan yang terjadi di Pantai Miyazaki, Jepang, di mana tsunami terjadi dengan ketinggian 31 cm dan tidak menyebabkan kerusakan signifikan.

Daryono menekankan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan karena BMKG telah dilengkapi dengan sistem peringatan dini tsunami Indonesia (InaTEWS) yang canggih, memungkinkan pemantauan dan analisis yang cepat atas kejadian gempabumi dan tsunami.

Sebagai bagian dari upaya mitigasi, BMKG telah menyelenggarakan berbagai kegiatan edukasi dan pelatihan seperti Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG), BMKG Goes To School (BGTS), serta pembentukan Masyarakat Siaga Tsunami.

"Kami berharap upaya mitigasi ini dapat menekan risiko dampak bencana sekecil mungkin dan bahkan mencapai tujuan zero victim," tambah Daryono.

BMKG terus mendorong pemerintah daerah dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan guna meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana gempabumi dan tsunami di masa depan.

Baca Juga:Gempa 3,4 Magnitudo Guncang Bukittinggi Tak Berpotensi Tsunami, Ini Penjelasan BMKG

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini