SuaraSumbar.id - Adzan dan Iqomah merupakan bagian penting dari praktik ibadah dalam Islam, menandakan waktu shalat fardhu telah tiba dan shalat akan segera dimulai.
Sebagai umat Islam, kita tidak hanya mendengarkan tapi juga diharapkan untuk merespons panggilan ini dengan cara yang ditetapkan dalam sunnah.
Ketika Adzan dikumandangkan, disunahkan bagi kita untuk mengikuti dan menjawab apa yang dikatakan muazin. Namun, ada beberapa pengecualian pada kalimat tertentu:
Pada "Hayya 'alash shalaah" dan "Hayya 'alal falaah"**, kita menjawab dengan:
لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ
Laa haula wa laa quwwata illa billah
Artinya: "Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."
Saat Adzan Subuh pada kalimat "Ash-shalaatu khairum minan-nauum"**, kita merespons dengan:
صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ وَاَنَاعَلٰى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ
Shadaqta wa bararta wa ana 'alaa dzaalika minasy-syaahidiin
Artinya: "Benar dan baguslah ucapanmu itu dan aku pun atas yang demikian itu termasuk orang-orang yang menyaksikan."
Menjawab Iqomah serupa dengan Adzan dengan pengecualian pada kalimat "Qad Qaamatish-Shalaah," dimana kita merespons dengan:
اَقَامَهَااللهُ وَاَدَامَهَاوَجَعَلَنِيْ مِنْ صَالِحِيْ اَهْلِهَا
Aqaamahallaahu wa adaamahaa wa ja'alamii min shaalihii ahlihaa
Artinya: "Semoga Allah mendirikan sholat ini dengan kekalnya dan menjadikan aku dari golongan orang yang baik di antara ahli sholat."
Menjawab Adzan dan Iqomah tidak hanya mengikuti tradisi tetapi juga merupakan bentuk afirmasi iman dan kesiapsiagaan kita untuk menunaikan sholat. Dengan menanggapi panggilan ini, kita memperlihatkan kesadaran kita akan kehadiran dan kuasa Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga dengan pengetahuan ini, kita dapat lebih bersemangat dalam menghadapi waktu sholat dan merespons panggilan Adzan dan Iqomah dengan benar dan penuh penghormatan.
Kontributor : Rizky Islam