SuaraSumbar.id - Pemkot Padang, Sumatera Barat (Sumbar), kembali menhadirkan pasar pabukoan atau pasar takjil di lapangan Imam Bonjol pada Ramadan 1445 Hijriah/2024. Pasar pabukoan hadir dengan tetap mempertahankan menu-menu tradisional.
Kabid Pengembangan perdagangan Dinas Perdagangan Kota Padang, Nengsih mengatakan, pasar pabukoan selalu banyak dikunjungi para pemburu takjil.
Pasar ini sudah hadir sejak tahun 2010 lalu. Namun, sempat terhenti pada tahun 2020 lalu karena wabah Covid-19.
"Tahun 2020 itu iven pasar pabukoan ini memang sempat ditiadakan karena wabah covid-19. Namun setelah itu kembali digelar," katanya, Minggu (17/3/2024).
Pihaknya menyediakan 40 meja untuk para pedagang. Namun, ada juga satu-dua pedagang mengambil 2 hingga 3 meja.
"Karena tempatnya terbatas, 40 meja itu sudah cukup dan tidak ada penambahan lagi, karena lokasinya lumayan sempit," ungkapnya.
Bagi pedagang yang ingin berjualan, pertamanya harus mendaftar terlebih dahulu. Namun rata-rata pedagang adalah mereka yang selalu ikut setiap tahunnya.
"Kalau kita persentasikan, 80 persennya adalah pedagang yang terus menerus ikut. 20 persennya lagi adalah pedagang yang baru," jelasnya.
Menurutnya, para pedagang tersebut juga diwajibkan untuk membayarkan iuran setiap harinya. Karena kalau dikenakan iuran perbulan, kadang-kadang pedagang ini ada yang libur.
"Jadi hanya dipungut ketika mereka berjualan. Kalau tidak berjualan, maka tidak perlu bayar iuran. Seharinya pedagang hanya cukup membayar iuran Rp5 ribu. Jumlah ini sudah sesuai dengan Perwako," tuturnya.
Sementara makanan di Pasar Pabukoan Imam Bonjol cukup variatif yang jumlahnya mencapai puluhan macam menu makanan.
"Meski sudah banyak variannya, namun kita masih mempertahankan makanan tradisional, seperti Onde-onde, Lapek Bugih, Lemang dan lainnya," katanya.
Kontributor : B Rahmat