Industri Gambir di Pesisir Selatan Pacu Kesejahteraan Petani

Pembangunan sentra gambir bagian dari upaya meningkatkan taraf kesejahteraan petani dan kemandirian di Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumar).

Riki Chandra
Senin, 04 Maret 2024 | 14:34 WIB
Industri Gambir di Pesisir Selatan Pacu Kesejahteraan Petani
Wagub Sumbar Audy Joinaldy saat meninjau pabrik gambir di Limapuluh Kota. [Dok.Biro Adpim Pemprov Sumbar]

SuaraSumbar.id - Pembangunan sentra gambir bagian dari upaya meningkatkan taraf kesejahteraan petani dan kemandirian di Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumar), melalui hilirisasi komoditi unggulan daerah tersebut.

Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar mengatakan, keberadaannya otomatis memberikan nilai tambah bagi daun gambir petani. Sebab, hal itu bisa diolah melalui sentuhan industri. Petani juga memiliki kepastian harga, karena tidak terlalu bergantung pada agen pengepul.

"Petani sebelumnya sangat bergantung pada agen pengepul. Mereka tidak berdaulat atas harga. Dengan adanya industri olahan, tentu tidak bergantung lagi pada mereka," ungkap bupati di Painan, Senin, 4 Maret.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan membangun sentra industri gambir senilai Rp13 miliar di Nagari (desa adat) Taratak Kecamatan Sumatera melalui Alokasi Dana Khusus (DAK) Kementerian Perindustrian 2023.

Bupati melanjutkan selain memberikan nilai tambah pada petani, sentra gambir sekaligus bukti komitmen pemerintah kabupaten dalam mewujudkan kemandirian ekonomi daerah melalui hilirisasi komoditi unggulan lokal.

Apalagi, Pesisir Selatan termasuk salah satu daerah penghasil daun gambir terbesar di Sumatera Barat, namun selama ini belum menikmati besarnya potensi yang dimiliki, karena masih dijual dalam bentuk mentah.

Hilirisasi merupakan kebutuhan mutlak dalam rangka menuju kemandirian ekonomi daerah, bahkan diharapkan sebagai sumber utama pertumbuhan.

"Kuncinya memang industrialisasi. Tidak bisa hanya mengandalkan sisi hulu," ujar bupati.

Pemerintah kabupaten menyadari daerah tidak bisa bergantung terus pada sektor primer, karena akan mengalami penurunan seiring kurangnya luas lahan akibat desakan populasi dan kebutuhan pembangunan.

Bahkan menurut bupati lapangan usaha pertanian dan industri pengolahan dalam struktur perekonomian daerah kini dijadikan sebagai Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) unggulan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini