SuaraSumbar.id - Sebagai upaya mempermudah proses evakuasi para pendaki yang menjadi korban dan masih terjebak di Gunung Marapi pascaerupsi pada Minggu, 3 Desember 2023, Polres Padang Panjang telah menutup sementara jalur alternatif Padang-Bukittinggi via Batu Palano.
Kebijakan penutupan jalur ini dilakukan mengingat masih adanya beberapa korban yang belum ditemukan pascaerupsi Gunung Marapi, dengan tim SAR gabungan yang terus melakukan pencarian.
Posko gabungan untuk penanganan bencana alam dan evakuasi korban erupsi telah didirikan di dekat Kantor Wali Nagari Batu Palano.
Kapolres Padang Panjang AKBP Donny Bramanto, melalui Kasat Lantas AKP Aldy Lazzuardy, menyampaikan bahwa penutupan jalur ini bertujuan untuk memperlancar pergerakan tim evakuasi dan ambulans dalam membawa korban erupsi ke fasilitas kesehatan terdekat, baik di Padang Panjang maupun Bukittinggi.
Baca Juga:PVMBG Ungkap Sudah Rekomendasikan ke BKSDA Tak Ada Aktivitas di Gunung Marapi Sebelum Erupsi
AKP Aldy Lazzuardy mengungkapkan, "Dengan dibukanya jalur untuk umum, dikhawatirkan akan terjadi penumpukan arus lalu lintas di sekitar lokasi Posko, yang bisa menghambat penanganan korban erupsi yang ditemukan."
Berdasarkan laporan terbaru dari Basarnas, telah ditemukan 22 pendaki yang meninggal dunia. Juru bicara Basarnas, Arief Pratama, menyatakan bahwa dari 22 korban yang meninggal, 13 di antaranya sudah berada di rumah sakit, sementara sembilan lainnya masih dalam proses evakuasi.
Dari total 75 pendaki yang terjebak saat erupsi Gunung Marapi, 40 orang telah dievakuasi dan kembali ke rumah, 22 ditemukan meninggal dunia, 12 mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit, sementara 1 orang masih dalam pencarian. Penutupan jalur ini diharapkan dapat membantu proses evakuasi dan penanganan korban dengan lebih cepat dan efisien.
Kontributor : Rizky Islam
Baca Juga:Erupsi Gunung Marapi Pengaruhi Penerbangan, BMKG dan PVMBG Tetapkan Kode Merah