SuaraSumbar.id - Proyek pembangunan jalan layang atau flyover Sitinjau Lauik, Sumatera Barat (Sumbar) akan mulai dibangun tahun 2024. Mega proyek ini saat ini dalam masa persetujuan izin prakarsa dengan konsep kerja sama pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan Kementerian PUPR.
Hal ini diungkapkan Anggota DPR RI Komisi V dari Fraksi Partai Gerindra, Sumail Abdullah saat melakukan peninjauan ke Sitinjau Lauik, Kamis (22/6/2023).
"Progresnya sudah pada tahapan AMDAL kemudian untuk DED sudah dilakukan. Untuk segera mungkin dilakukan pembangunan. Paling lambat 2024, untuk memulai ground breaking. Karena tahapan-tahapan sudah sekian rupa," kata Sumail, Kamis (22/6/2023).
Sumail mengungkapkan, fly over sitinjau lauik merupakan mega proyek yang didapat oleh masyarakat Sumbar. Proyek ini awalnya diinisiasi dan digaungkan oleh anggota DPR RI, Andre Rosiade.
Baca Juga:Fly Over Sitinjau Lauik Bakal Mulai Dibangun pada 2023, Bagaimana Nasib Youtuber di Sana?
"Secara ekonomi tentunya mengurangi beban operasional kendaraan atau juga akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi di sini. Secara sosial akan mengurangi kemacetan, kecelakaan yang selama kita dengar hampir setiap hari terjadi kecelakaan di sini," ungkapnya.
"Kami memastikan kira-kira di tahun ini kalau tidak tahun depan (dimulai). Saya lihat ini sebuah karya besar anak bangsa. Nilai arsitektur luar biasa," sambung Sumail.
Andre Rosiade mengungkapkan, pihaknya terus mengawal progres pembangunan fly over sitinjau lauik. Dirinya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak di antaranya dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Selain itu, koordinasi juga dilakukan dengan Direksi PT Hutama Karya (HK) dan dirjen di lingkungan KemenPUPR, seperti Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna dan lainnya.
"Kami selalu meng-update pembangunan fly over sitinjau lauik ini. Sebagai anggota DPR asal Sumbar, akan terus fokus mengawal dan mengawasi pembangunan," kata dia.
Baca Juga:Erick Thohir Berkunjung ke Sumbar: Baa Kaba Uni Uda Sadonyo
Untuk tahap pertama, kata Andre, anggaran yang dikucurkan mencapai Rp 2,7 triliun untuk lokasi Panorama 1. Dana ini termasuk untuk evaluasi kesepakatan rencana biaya pelaksanaan (RBP) Konstruksi, pemenuhan dokumen KA-ANDAL (Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan) dan pemenuhan dokumen DPPT (Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah).
- 1
- 2