Ia menegaskan, Indonesia memiliki kedaulatan dan terdapat asas legalitas serta teritorial di dalam KUHP. WNA yang terlibat tindak pidana di Indonesia semestinya wajib mematuhi terhadap hukum yang ada.
"Jadi tidak ada alasan sebenarnya kepolisian menyelesaikan kasus (WNA Iran) itu dengan secara restorative justice ketika dia tidak ada persyaratan yang dia penuhi," ungkapnya.
Seperti diketahui, WNA Iran yang merupakan satu keluarga tersebut bernama Rouhollah (39), Azam (40) dan berinisial T (13). Mereka melakukan pencurian di toko grosir kebutuhan pokok di dua wilayah yakni di Kecamatan Lengayang dan Basa Ampek Balai Tapan.
Dari laporan dua orang korban, masing-masing mengalami kerugian Rp 10 juta dan Rp 4 juta. Hasil berita acara pemeriksaan (BAP) yang dilakukan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang, WNA tersebut mengakui melakukan pencurian dengan hipnotis.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Pesisir Selatan, AKP Hendra Yose mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi terkait kasus yang menjerat WNA ini. Koordinasi itu di antaranya dengan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang serta Duta Besar Iran di Jakarta.
Duta besar Iran, kata Hendra, kemudian melakukan pendampingan serta mediasi kedua belah pihak yakni korban dan WNA.
"Kami juga mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kedubes Iran di Jakarta, menghentikan penyelidikan terhadap perkara demi keadilan dan menyerahkan terduga pelaku serta keluarga (isteri dan anak) kepada pihak Imigrasi Padang," ujar Hendra dalam keterangan tertulisnya.
Hendra menyebutkan, kedubes Iran di Jakarta sangat mengapresiasi pihak Kepolisian yang memediasi perkara ini. Dan ucapan terima kasih dalam proses penyelidikan diberlakukan terhadap WNA ini.
"Kami mempertegas kepada kedua pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya atau perbuatan yang melawan hukum lainnya yang berakibat kesalahpahaman antar pihak lainnya," jelasnya.
Baca Juga:Polisi Tak Proses Hukum WNA Sekeluarga Mencuri di Pesisir Selatan, Imigrasi Segera Deportasi
Dalam Musyawarah mencari solusi win-win solution, terduga pelaku dalam hal ini WNA Iran mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada kedua korban. Selanjutnya, mengganti biaya kerugian terhadap korban.