![Aktivitas di dermaga CPO Pelindo Regional 2 Teluk Bayur. [Suara.com/Riki Chandra]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/09/19/66651-cpo-teluk-bayur.jpg)
Kemudian klinker dari 1.532.702 ton di 2020 menjadi 1.304.961 dan tahun ini hingga Mei baru 216,342 ton. Cangkang sawit dari 502.496 di 2020 menjadi 621.261 di 2021 dan 259,607 ton tahun ini. Selanjutnya produksi batu bara dari 33,980 ton di 2020 naik menjadi 412.237 ton di 2021 dan baru 180,988 ton pada periode Januari-Mei 2022.
Menurut Nunu, tahun ini arus petikemas di Pelabuhan Teluk Bayur sedikit mengalami penurunan. Secara keseluruhan pada periode Januari-Agustus 2022, dalam satuan box, turun 13,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Ya turun. Sekarang tidak ada lagi kegiatan petikemas transitmen domestic dari Jakarta ke Bengkulu, maupun sebaliknya," katanya.
Begitu juga aktivitas pelayaran. Tahun 2021, pelayaran luar negeri mencapai 6.412.86 Gross Tonnage (GT) dengan 411 unit. Sedangkan tahun 2022 hingga Mei, baru terealisasi 1.887.686 GT dengan 122 unit. Sementara pelayaran dalam negeri, tahun 2021 terealisasi 6.285.635 GT dengan 1.389 unit dan baru 2.644.828 GT dengan 694 pada periode Januari-Mei 2022.
"Pelayanan ekspor dan impor menurun dari periode Agustus 2021 dibanding periode yang sama di Agustus 2022. Penurunan ini disebabkan kurangnya kunjungan kapal CPO ekspor bungkil dan impor pupuk curah," katanya.
Di sisi lain, Pelindo Regional 2 Teluk Bayur juga sedang mengembangankan peningkatan kapasitas Dermaga Khusus Curah (DKC) 1 dan 2 Gaung. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi tren pertumbuhan komoditi curah cair dalam beberapa tahun ke depan.
Baca Juga:Genjot Nilai Tambah, SIG dan Pelindo Teken Kerjasama Operasional dan Pengembangan Usaha
DKC 1 dan 2 Gaung itu disiapkan melayani bongkar muat CPO beserta seluruh produk turunannya, termasuk melayani penyandaran kapal-kapal dengan panjang maksimal (LOA) 180 meter dengan kapasitas angkut hingga sekitar 35 ribu ton.
Cepat dan Terintegrasi
Pasca merger, PT Pelindo Regional 2 Teluk Bayur masih merampungkan penataan pengelolaan pelabuhan agar standarisasi operasional betul-betul sesuai layanan kelas dunia.
Menurut Nunu, merger PT Pelindo memacu semangat Pelabuhan Teluk Bayur untuk terus berbenah. Mulai darai pengembangan kapabilitas organisasi dan SDM hingga penyempurnaan infrastruktur pelabuhan. Menyatunya semua pelabuhan dalam satu Pelindo juga memudahkan konektivitas.
"Interaksi dengan pusat jelas lebih cepat dan mudah karena semua tergabung dalam satu Pelindo," katanya.
Baca Juga:Penyandang Disabilitas di Kota Manado Ikut Program Difablepreneur Pelindo
Penyempurnaan infrastruktur pelabuhan berfungsi untuk mempercepat proses bongkar muat yang tentunya akan menekan biaya logistik. Diketahui, berdasarkan Data World Bank tahun 2020, biaya logistik di Indonesia mencapai 23 persen dari Produk Domestik Buro (PDB). Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
Mempercepat bongkar muat dengan alat-alat canggih, termasuk waktu sandar kapal di pelabuhan otomatis bisa mengefisiensikan biaya logistik. "Secara bertahap nanti akan sempurna dan Pelindo semakin maju menjadi pelabuhan kelas dunia. Sekarang di Pelabuhan Teluk Bayur juga dioptimalkan pelayanan digital lewat e-Service. Jadi urusan administrasi barang keluar dan masuk lebih cepat," katanya.
Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Teluk Bayur, Wigyo berharap merger Pelindo dapat meningkatkan kinerja pelabuhan Teluk Bayur. Apalagi, tujuan utama penggabungan pelabuhan ini adalah untuk pelayanan.
"Kami tentu berharap kinerja pelabuhan Teluk Bayur makin baik. Baik dari sisi efesiensi maupun efektivitasnya. Kami menilai merger ini sangat baik untuk pengembangan pelabuhan," katanya.
KSOP sendiri akan terus memantau aktivitas di pelabuhan Teluk Bayur agar semuanya berjalan sesuai aturan. "Tentu harapan kami pelayanan pelabuhan Teluk Bayur lebih cepat, baik dan profesional," katanya.
Senada dengan itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumbar, Muzakir Aziz mengatakan merger Pelindo sejatinya bisa memberikan dampak signifikan dalam menggerakkan ekonomi Sumbar. Sebab, keberadaan pelabuhan Teluk Bayur sangat sentral dalam pergerakan ekonomi di Ranah Minang.