ASI Dalam Kulkas Bisa Bertahan hingga 6 Bulan, Konselor: Bagusnya Langsung Disusui

Ibu yang menyusui kerap menyimpan sisa perahan air susu di lemari pendingin untuk stok makanan sang buah hati, jika sewaktu-waktu tidak bisa menyusuinya secara langsung.

Riki Chandra
Jum'at, 29 Juli 2022 | 13:15 WIB
ASI Dalam Kulkas Bisa Bertahan hingga 6 Bulan, Konselor: Bagusnya Langsung Disusui
Ilustrasi ASI perah. (Shutterstock)

SuaraSumbar.id - Ibu yang menyusui kerap menyimpan sisa perahan air susu di lemari pendingin untuk stok makanan sang buah hati, jika sewaktu-waktu tidak bisa menyusuinya secara langsung. Lantas, berapa lama Air Susu Ibu (ASI) bisa tahan disimpan di dalam kulkas?

Konselor laktasi Bamed dr. Teresia Susilo mengatakan, ASI yang disimpan di lemari pembeku dalam kulkas dua pintu bisa bertahan selama tiga hingga enam bulan.

"Kalau di freezer khusus yang suhunya minus 20 derajat bisa enam sampai 12 bulan," kata Teresia, Kamis (29/7/2022).

Jika disimpan di bagian chiller dalam lemari pembeku, tempat biasa menaruh sayur dan buah, air susu ibu dapat bertahan selama lima hingga tujuh hari.

Baca Juga:Bikin Heboh, Viral Suami Gunakan ASI Istri Untuk Dimakan Bersama Buah

"Bagusnya sih fresh langsung disusui," kata dia.

Menurutnya, semakin lama disimpan akan ada zat gizi, vitamin dan antibodi dalam ASI yang berkurang seiring berjalannya waktu.

Jika ingin memberikan ASI dari lemari pembeku kepada anak, Teresia mengingatkan untuk mencairkannya secara bertahap dengan menaruhnya dulu dari freezer ke chiller, kemudian diletakkan di suhu ruang baru direndam di air dengan suhu 40 derajat.

"Tidak boleh dikeluarkan dengan perbedaan suhu ekstrem," pesan dia.

Menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi ibu seperti mencegah perdarahan pasca persalinan, membantu mempercepat rahim kembali ke bentuk semula, sebagai kontrasepsi alami, dan mengurangi risiko terjadinya kanker ovarium dan kanker payudara.

Baca Juga:Terpopuler: Dokter Ini Jelaskan Perbedaan Anak Konsumsi Sufor dengan ASI, Habib Husein Ja'far ke Citayam Fashion Week

Namun, ada beberapa hambatan yang sering dialami oleh ibu menyusui dan bayinya selama proses pemberian ASI antara lain ibu tidak percaya diri dan kurang dukungan, kesulitan dalam memposisikan dan melekatkan bayi pada payudara, puting lecet, payudara bengkak, volume ASI berkurang, bayi tiba-tiba menolak menyusu pada payudara, infeksi payudara atau mastitis.

Kunci utama agar ASI lancar bukan pada suplemen ataupun ASI booster yang diminum, kata dia, tetapi dengan seringnya mengosongkan payudara dengan interval 2-3 jam sekali, baik dengan menyusui maupun dengan memerah jika ibu harus terpisah dengan bayinya.

Semakin sering payudara dikosongkan, maka rangsangan otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin akan terus terjadi. Di samping itu, ibu harus percaya diri dan dukungan dari orang terdekat ikut mempengaruhi kelancaran ASI, sementara stres dan sedih yang tidak diatasi dengan baik akan membuat hambatan hormon oksitosin sehingga menyebabkan ASI tidak mengalir dengan baik.

Ibu menyusui harus memijat payudara dengan teknik yang benar, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan asupan air yang cukup. Suplemen berupa vitamin dan mineral juga ASI booster boleh dikonsumsi jika diperlukan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini