SuaraSumbar.id - Harga cabai merah maupun hijau kini tengah meroket tinggi. Ternyata, kondisi tersebut dimanfaatkan oleh para penipu.
Seperti yang terekam video amatir dan viral setelah diunggah akun Instagram @terangmedia, Senin (13/6/2022) ini.
Dalam video tersebut, tampak seorang membeli cabai sekarung. Tapi oleh si penjual, karung itu diisi rumput yang warnanya hijau.
"Penjual curang, jual cabai hijau tapi diberi rumput," demikian tulis akun itu sebagai keterangan video.
Baca Juga:Bobol Rumah Warga di Tanjung Balai, Upin Ipin Ditembak Polisi
Tampak pada video cabai hijau hanya tampak pada bagian atas. Tapi di bagian bawahnya diisi oleh rumput hijau yang biasa dipakai untuk pakan ternak.
Lokasi video itu direkam adalah di Pegagan, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Sebelumnya diberitakan, cabai merah keriting semakin pedas di Sumatera Utara (Sumut), Senin (13/6/2022). Pasalnya, harga cabai merah tembus Rp 100 ribu per kilogram.
Dilhat dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga cabai merah dijual Rp 100 ribu per kilogram di Pasar Batu, Kota Padangsidimpuan. Sedangkan di Pusat Pasar Medan harga cabai tembus Rp 90 ribu per kilogram.
Jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, harga cabai pada hari ini melonjak sebesar 41,93 persen. Tak ayal harga cabai merah yang terus melambung naik membuat emak-emak puyeng.
Baca Juga:Viral Video Debt Collector Lari Terbirit-birit Dikejar Emak-emak yang Bawa Pisau Dapur
"Sudah sepekan ini cabai merah mahal, pusinglah," kata Tari (29), salah seorang emak-emak di Deli Serdang.
Untuk mensiasatinya, Tari terpaksa mengurangi porsi pembelian cabai.
"Hari ini satu ons (cabai) sudah Rp 10 ribu, ya dikurangilah beli cabainya. Gak bisa satu kilogram ya setengah kilogram, gak bisa juga ya beli satu ons. Tapi ya gitu, cabai sedikit kurang sedap masakan," kata Tari.
"Kalau mau enak ya harus ada uang tambahan belanja. Kalau gak ada harus sabar-sabarlah. Apa-apa semua mahal sekarang," sambungnya.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, kenaikan harga cabai merah semakin membenamkan daya beli masyarakat.
"Yang paling parah masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang tinggal di wilayah perkotaan," katanya.
Ia mengatakan, faktor pemicu kenaikan harga cabai tidak terlepas dari kenaikan harga cabai di wilayah Jawa, yang sudah terlebih dahulu menembus angka Rp 100 ribu per kilogram.
"Sehingga para agen atau pedagang besar berlomba lomba untuk membeli cabai merah dari banyak wilayah. Alhasil harga cabai di banyak wilayah terkerek naik mengikuti harga cabai di pulau Jawa," jelasnya.
Dari hasil kajian dirinya di lapangan, masyarakat menengah kebawah dengan empat orang anggota keluarga membutuhkan 1 kilogram cabai untuk memenuhi kebutuhan selama dua pekan.
"Kalau sebulan sekitar 2 kg dan rata rata harga cabai pada Mei sekitar Rp 31 ribuan per kg (sampel wilayah Sumut) maka ada potensi tambahan pengeluaran sekitar Rp 140 ribu per bulan hanya untuk cabai saja," katanya.
Gunawan menyampaikan, masyarakat ekonomi menengah ke bawah di perkotaan imenghabiskan sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per hari (tahun 2021) untuk memenuhi kebutuhan sayur mayur, sambal dan lauk.
"Itu di luar beras, listrik, pulsa, LPG, BBM, jajan anak-anak, rokok, sewa rumah, hingga cicilan," ucapnya.
Ia mengatakan, yang menjadi persoalan adalah yang naik belakangan ini bukan hanya cabai merah saja.
"Cabai rawit, cabai hijau, daging dan telur ayam, produk turunan kedelai seperti tahu dan tempe, sayur sayuran, ikan segar, tepung, rokok hingga bawang," imbuhnya.
Dengan kenaikan harga tersebut, kebutuhan pengeluaran masyarakat menengah kebawah itu naik setidaknya 10 ribu per harinya.
"Atau ada pengeluaran tambahan sekitar Rp 300 ribu per bulan. Dengan kondisi ekonomi yang serba sulit dihantam pandemi, bukan perkara gampang untuk mendapatkan Rp 300 ribu itu," ujar Gunawan.
Gunawan menuturkan, pemerintah harus mengalokasikan dana yang lebih besar untuk bantuan sosial. Anggarannya harus naik dan lebih besar dari alokasi di tahun sebelumnya.
"Banyak masyarakat yang masuk dalam garis kemiskinan dan terjebak dalam kemiskinan ekstrim. Pemerintah harus memprioritaskan penyelamatan masyarakat yang masuk dalam kemiskinan ekstrim tersebut," ungkapnya.
Kontributor : Rizky Islam