"Lha, kan kamu yang blokir," kata ayahnya.
"Siapa yang blokir," sergah Intan.
Bapaknya tak mau kalah, "Ya kamu blokir duluan, saya blokir lagi."
Mendengar pertengkaran itu, perempuan temannya Intan langsung mengambil alih pembicaraan.
"Saya ini bukan siapa-siapa pak. Tapi saya ini hanya bercerita. Kemarin itu saya ditelepon oleh Intan. Dia bilang sudah ada di lantai 12, mau lompat saja. Saya kaget."
Temannya itu lalu menceritakan kronologisnya. Saat mendengar pernyataan Intan hendak melompat, dirinya sempat bertanya apakah ada masalah.
"Intan bilang pusing, karena terus-terusan diminta kirim uang. Padahal di Taiwan ini, dia sama sekali sudah tak ada uang. Jadi, beban anak bapak ini bebannya begitu berat."
Bapaknya malah membelokkan pembicaraan. Dia justru bertanya jati diri temannya Intan tersebut.
"Anda ini orang mana?"
Baca Juga:Tak Malu, Bawa Mobil Tapi Orang Ini Tepergok Curi Susu Bayi di Minimarket, Ditelanjangi Massa
"Saya orang Jawa juga pak," kata temannya Intan.
"Jawanya di mana?"
"Saya Jawa Timur pak."
Si bapak langsung berbicara dengan nada tinggi, "Ya kan kemarin dia baru ngirim cuma Rp 300 ribu, buat suntik ibunya."
Intan yang tak sabar lagi langsung membalas, "Kan kalau ibu sakit saya carikan pinjaman uang pak."
Ternyata, menurut pengakuan Intan, bapaknya kerapkali meminta uang untuk hal yang tak penting seperti ulang tahun.