Rumah Impian, Penyeka Air Mata Selepas Badai PHK

Meski berukuran kecil, bagi Nisa dan suaminya, rumah seluas 60 meter persegi itu adalah "istana".

Riki Chandra
Kamis, 17 Februari 2022 | 22:03 WIB
Rumah Impian, Penyeka Air Mata Selepas Badai PHK
Nisa dan putri kecilnya ketika menunjukkan tanda KPR bersubdi BTN. [Suara.com/Riki Chandra]

SuaraSumbar.id - Sayup-sayup tawa kecil terdengar dari sebuah rumah berukuran 6x6 meter yang halamannya masih basah. Rintik hujan baru saja reda di sore hari Minggu, pertengahan Januari 2022.

Pintu rumah berwarna coklat muda itu terbuka sekitar 30 sentimeter. Tampak seorang wanita bersama balita perempuannya sedang menonton televisi. Ibunya bersandar di sudut jendela dekat daun pintu, sedangkan bocah manis itu duduk di atas sepeda motor mainannya.

"Wa'alaikumsalam. Eh, ada kakak Arsyi dan Fahim. Masuk-masuk Kak. Ini Adin (anaknya) lagi asyik nonton Upin-Ipin," sahut perempuan itu menjawab salam saudaranya yang berkunjung bersama istri dan dua gadis kecil.

Perempuan itu bernama Ismi Anisa Azizah. Belum genap 3 bulan lamanya dia menempati rumah itu bersama suami Dedi Supriadi Dalimunte dan putri kecil mereka, Adinda Ramadhani Denisha yang baru berumur 1,5 tahun. Rumah permanen itu didapatkan Ismi Anisa setelah Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengabulkan pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga:BTN Siapkan Digital Mortgage Ecosystem Menghadapi Era Digitalisasi

"Alhamdulillah, akad kreditnya selesai September 2021 lalu," kata perempuan yang akrab disapa Nisa itu memulai cerita tentang rumah barunya.

Meski berukuran kecil, bagi Nisa dan suaminya, rumah seluas 60 meter persegi itu adalah "istana". Apalagi, rumahnya istimewa dan cukup lengkap untuk ukuran keluarga kecil dengan dua orang anak. Ada ruang tamu, dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Rumah bersubsidi dengan total luas tanah 91 meter persegi itu juga dilengkapi teras dan semuanya berlantai berkeramik. Kemudian, airnya bersumber dari PDAM dan listrik PLN berkapasitas 900 watt.

"Rumahnya betul-betul siap ditempati. Kami hanya membuat dapur kecil agar ruang tamu terasa cukup besar. Kalau halaman ya begitu, belum ada pagar seperti tetangga. Yang penting bisa nyaman berteduh dulu," kata Nisa sembari menunjuk halaman rumahnya yang belum dihiasi ragam bunga.

Nisa mengisahkan perjuangannya mendapatkan rumah yang terletak di kawasan Arosuka, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) itu. Dia bahkan masih serasa mimpi bisa mendapatkan rumah impian itu dalam usia pernikahan yang baru seumur jagung.

Awal menikah di 2019 lalu, Nisa belum memikirkan untuk cepat-cepat membeli rumah. Semua keraguan tidak terlepas dari pekerjaannya bersama suami yang sama-sama bekerja sebagai honorer di Pemerintah Kabupaten Solok. "Saya honor di Dinas Sosial. Kalau suami sopir di dinas juga. Jadi, belum kepikiran kredit rumah. Takut nggak bisa bayar, taulah gaji honorer berapa," beber sarjana pendidikan itu.

Baca Juga:Cara Beli Rumah Murah Melalui Program Lelang Rumah Bank BTN

Hanya sebulan lebih lamanya Nisa dan suaminya tinggal di rumah orang tua. Suaminya ingin hidup mandiri dan berencana mengontrak rumah yang dekat lokasi kerja. Beruntung, saat sedang mencari-cari rumah kontrakan, dia ditawarkan tinggal di rumah kerabat suaminya yang kebetulan menetap di Kota Padang. "Kami langsung mau. Lumayan hemat juga daripada mengontrak," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini