Rumah Impian, Penyeka Air Mata Selepas Badai PHK

Meski berukuran kecil, bagi Nisa dan suaminya, rumah seluas 60 meter persegi itu adalah "istana".

Riki Chandra
Kamis, 17 Februari 2022 | 22:03 WIB
Rumah Impian, Penyeka Air Mata Selepas Badai PHK
Nisa dan putri kecilnya ketika menunjukkan tanda KPR bersubdi BTN. [Suara.com/Riki Chandra]

Setelah lebih setahun tinggal di rumah kerabatnya, Nisa baru berpikir untuk punya rumah. Keinginan itu pun disampaikannya kepada sang suami. Sayangnya, suaminya belum merespon lantaran memikirkan darimana mendapatkan uang untuk membeli rumah yang harganya di atas Rp 150 juta. Setelah mendapat saran dan pandangan tentang pentingnya cepat-cepat punya rumah oleh kerabatnya, suami Nisa akhirnya luluh dan menyetujui rencana tersebut.

"Kerabat suami bilang mumpung masih muda, anak baru satu dan masih kecil. Ambil KPR BTN saja yang murah. Pembayarannya bisa disesuaikan dengan pekerjaan dan pendapatan," katanya mengisahkan.

Nisa dan suaminya, Dedi, akhirnya memantapkan hati untuk membeli rumah lewat KPR bersubsidi BTN sejak September 2020, ketika pandemi Covid-19 sedang menggila di Indonesia. Niat Nisa mengambil rumah memang hanya lewat BTN. Sebab, dia hanya mengetahui KPR murah lewat BTN dari cerita pengalaman kawan-kawan dan kerabatnya. "Kami hanya ingin kredit lewat BTN dan itu sudah tertanam sejak awal mau beli rumah ini," tuturnya.

Tak lama kemudian, Nisa mendatangi kantor pengembang perumahan yang tak jauh dari lokasi tempat tinggalnya. Di sana, dia menanyakan detail-detail tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi calon pembeli, termasuk soal uang muka untuk memesan rumah. "Saya sengaja nggak pakai aplikasi btnproperti karena pengembangnya dekat dan saya memang maunya di perumahan ini," kenangnya.

Baca Juga:BTN Siapkan Digital Mortgage Ecosystem Menghadapi Era Digitalisasi

Alhasil, untuk mendapatkan rumah sampai akad kredit, Nisa harus memiliki uang sebesar Rp 15 juta. Nisa terperangah karena tak punya uang sebanyak itu. Suaminya juga langsung mengernyitkan dahi. "Gaji honorer kami berdua tidak seberapa. Kami juga tak punya simpanan, kecuali gelang dan cincin emas anak yang nilainya tak lebih Rp 5 juta. Kami pusing itu masalah DP ini, kalau cicilan bisa diupayakan," katanya.

Hampir sebulan lamannya Nisa dan Dedi mencari akal untuk mendapatkan uang untuk DP pembiayaan KPR bersubsidi. Di tengah kebuntuan, datang tawaran teman Nisa mengajaknya ikut julo-julo (arisan) yang penerimaannya Rp 10 juta. Suami-istri milenial itu pun sepakat ikut arisan di bulan November 2020 dengan pembayaran Rp 1 juta per bulannya. Seketika itu pula, dia memboking rumah ke pengembang sembari menunggu arisan cair.

"Kalau ditabung di rumah, uangnya pasti terus terpakai. Apalagi saat pandemi Covid-19 begini. Makanya kami niatkan betul ikut arisan dan konsekuensinya menahan keinginan beli ini dan itulah," bebernya sembari tertawa kecil.

Enam bulan berlalu. Petaka pun melanda pasangan suami-istri tersebut. Mereka sama-sama 'dirumahkan' atau mendapat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh Pemkab Solok. Nisa tak lagi bekerja sebagai honorer di Dinas Sosial Kabupaten Solok, begitu juga suaminya. "Saya di-PHK bulan Juni 2021 dan suami sejak bulan Maret sudah tidak lagi jadi sopir honorer," bebernya.

Dalam keadaan terpuruk di tengah pandemi Covid-19 dan kehilangan pekerjaan tetap, keinginan Nisa dan Dedi membeli rumah nyaris lenyap. Jangankan untuk membayar arisan, memikirkan biaya makan sehari-hari pun mereka sampai kebingungan. "Kami berada di titik terendah. Kehilangan pendapatan untuk kehidupan sehari-hari dan harus membayar arisan sejuta sebulan. Rasanya ingin berteriak, menangis. Tapi semua harus dilewati," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Baca Juga:Cara Beli Rumah Murah Melalui Program Lelang Rumah Bank BTN

Tuhan memang menguji hambanya sesuai batas kemampuan. Tak lama menganggur, suaminya kembali mendapatkan pekerjaan tetap sebagai sopir truk fuso ke Pulau Jawa. Dia diterima bekerja kembali oleh bos lamanya (sebelum jadi honorer). Nisa mulai lega. Paling tidak, dia tak lagi pusing memikirkan biaya untuk sehari-hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini