SuaraSumbar.id - Dinas Pendidikan (Disdik) Sijunjung bakal menyurati Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) dan Majelis Ulama Indonesia Sumatera Barat (MUI Sumbar). Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti temuan buku pembelajaran bernarasi suku Minangkabau beragam Katolik yang tersebar di 9 SD di daerah tersebut.
"Kami akan minta pendapat ahlinya yakni LKAAM dan MUI Sumbar, membahas apakah tulisan dalam buku itu mengganggu ketertiban atau tidak. Kita sudah surati," katanya kepada SuaraSumbar.id, Senin (7/2/2022).
Menurutnya, buku itu bukan hanya tersebar di Sijunjung, melainkan juga tersebar di beberapa daerah. Namun kebetulan buku ditemukan di Sijunjing.
"Buku ini tidak hanya dipakai oleh anak-anak yang ada di Sijunjung saja. Melainkan ada juga di daerah lain, karena penerbitnya kan nasional," tuturnya.
Baca Juga:Kebakaran di Agam, Tiga Rumah Warga Ludes Jadi Abu
Dalam hal ini, kata Usman, yang dipermasalahkan bukan masyarakat Sijunjung nya, melainkan masyarakat Minangkabau.
"Jadi bukanlah kewenangan kita (menyurati penerbit). Kemudian perlu di garis bawahi belum bisa diputuskan apakah tulisan dalam buku mengandung ketertiban," tuturnya.
Diketahui, berdasarkan hasil penelusuran tersebut ditemukan di 9 sekolah (Sskolah Dasar) di Kabupaten Sijunjung. Usai temuan itu, pihak Dinas Pendidikan telah mengeluarkan surat edaran.
Sebelumnya, beredar di media sosial narasi dalam buku pembelajaran. Tulisan itu berjudul "Ini Teman Aminah". Berikut cuplikan pendek narasi dalam buku tersebut.
Aminah murid kelas IV sekolah dasar. Teman-teman Aminah bernama Kristin, Ni Luh, Ucok dan Ujang. Mereka berasal dari suku bangsa berbeda. Ucok dari Batak, Ujang dari Sunda, Ni Luh dari Bali, Kristin dari Minangkabau dan Aminah sendiri dari Jawa.
Baca Juga:Jajang Koto Gadang, Tembok China-nya Sumatera Barat
Kontributor : B Rahmat