SuaraSumbar.id - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi mengatakan, masyarakat bisa memanfaatkan hutan untuk meningkatkan kesejahteraan dengan skema Perhutanan Sosial. Namun, dia mengingatkan agar tidak melakukan perusakan yang bisa dirujung pidana.
"Sumbar mengusulkan 500 ribu hektare hutan untuk program Perhutanan Sosial ini dan telah diizinkan seluas 227 ribu hektare. Ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Tapi jangan sekali-kali merusak hutan," katanya, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Sabtu (25/12/2021).
Dalam upaya memberikan kesejahteraan pada masyarakat sekitar hutan melalui Perhutanan Sosial itu, Pemprov Sumbar telah menyediakan puluhan ribu bibit tanaman tua seperti jengkol, manggis dan petai untuk bisa dipanen dan dimanfaatkan masyarakat.
Saat peringatan Hari Bela Negara ke-73 lalu, dilakukan penanaman 35 ribu pohon di Perhutanan Sosial. Jumlah itu akan terus ditingkatkan karena targetnya adalah sebanyak-banyaknya.
Baca Juga:Jelang Nataru, Gubernur Sumbar Tak Mau Kasus Intoleransi di Dharmasraya Terulang Lagi
"Kalau menanam ini hasilnya memang tidak instan. Baru bisa dipanen 15 tahun kemudian. Sebelum itu masyarakat juga bisa memanfaatkan untuk keperluan lain seperti peternakan lebah madu galo-galo.
Madu menurut Mahyeldi sangat baik untuk kesehatan termasuk madu galo-galo. Selain itu juga bisa menambah penghasilan masyarakat sekitar hutan karena harganya cukup tinggi sekitar Rp100 ribu per 100 mg.
Bahkan ia telah menternakkan lima koloni madu galo-galo di rumah dinasnya yang bisa dipanen tiap minggu.
"Generasi muda di sekitar hutan bisa didorong untuk peternakan madu galo-galo ini," ujarnya.
Selain itu Sumbar juga memiliki kekayaan hayati lain yang bisa dimanfaatkan yaitu taxus sumatrana yang ternyata merupakan tanaman yang berkhasiat mengobati kanker.
Baca Juga:Songket Jadi Warisan Budaya Malaysia, Gubernur Sumbar Tak Terima
"Tanaman ini bisa diolah menjadi teh sehingga memiliki nilai ekonomis," katanya.