SuaraSumbar.id - Narasi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan masuk ke dalam daftar sindikat pencucian uang sebelum proyek Formula E, beredar di media sosial.
Narasi tersebut dibagikan oleh akun Facebook Markonah II. Akun ini mengunggah tangkapan layar seolah-olah dari salah satu artikel milik Liputan6.com.
Artikel itu berjudul “Anies Baswedan Masuk Daftar sindikat pencucian uang sebelum formula e”, yang diunggah pada 5 Oktober 2021 pukul 07.46 WIB.
Narasi tersebut kemudian diunggah oleh Markonah II di grup Facebook Anies Baswedan For Presiden 2024-2029.
Baca Juga:Arief Poyuono Sebut Formula E Cuma Proyek Akal-akalan Anies
Adapun narasi yang dibagikan sebagai berikut:
“Anies Baswedan Masuk Daftar sindikat pencucian uang sebelum formula e”
Benarkah klaim tersebut?
Mengutip Suara.com, narasi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan disebut masuk ke dalam daftar sindikat pencucian uang sebelum Formula E tidak benar.
Faktanya, tidak ditemukan artikel dengan judul “Anies Baswedan Masuk Daftar sindikat pencucian uang sebelum formula e” di website resmi Liputan6.com.
Baca Juga:Anies ke Atlet DKI Jakarta di PON XX Papua: Junjung Tinggi Fair Play
Adapun tanggal pengunggahan yang tertera di tangkapan layar tersebut adalah 30 April dengan waktu 17.17 WIB. Dari tanggal itu, ditemukan jika artikel asli yang diunggah Liputan6.com berjudul “Anies Baswedan Masuk Daftar Tokoh Masa Depan”.
Adapun kesamaan artikel terdapat pada gambar di bawah judul, yakni berupa foto Anies dan logo “SCTV”. Kesamaan yang lain adalah baik gambar pada postingan Facebook dan artikel asli Liputan6.com, keduanya sama-sama masuk dalam kategori politik.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka narasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut masuk ke dalam daftar sindikat pencucian uang sebelum Formula E adalah hoaks.
Narasi tersebut masuk ke dalam konten yang dimanipulasi.
Catatan Redaksi:
Artikel ini merupakan bagian dari konten Cek Fakta Suara.com. Dibuat seakurat mungkin dengan sumber sejelas mungkin, namun tidak mesti menjadi rujukan kebenaran yang sesungguhnya (karena masih ada potensi salah informasi). Lebih lengkap mengenai konten Cek Fakta bisa dibaca di laman ini. Pembaca (publik) juga dipersilakan memberi komentar/kritik, baik melalui kolom komentar di setiap konten terkait, mengontak Redaksi Suara.com, atau menyampaikan isu/klaim yang butuh diverifikasi atau diperiksa faktanya melalui email [email protected].