SuaraSumbar.id - Warga Nagari Aur Duri Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat, mengeluhkan kinerja BPBD setempat.
Warga menilai kinerja tim SAR BPBD Pessel tidak optimal dalam melakukan upaya pencarian terhadap korban tenggelam di Sungai Batang Timbulun.
Diketahui korban bernama Kasmanto (16) tenggelam di Sungai Batang Timbulun, pada Jumat (16/4/2021) pukul 16.00 WIB. Diduga korban tenggelam setelah terseret deras arus saat mandi-mandi.
Namun hingga kini tim SAR BPBD belum menemukan Kasmanto.
Baca Juga:Pasar Rakyat Pariaman, Penunjang Pariwisata di Pariaman
Warga memprotes, selama dua hari pencarian, tim SAR BPBD Pessel dan Basarnas kurang proaktif. Pasalnya, saat melakukan pencarian, tim BPBD dan Basarnas hanya menyisiri sungai, tanpa ada upaya lain.
"Seharusnya, BPBD dan Basarnas selain penyisiran, juga melakukan penyelaman. Tapi, pencarian ini tidak, hanya berputar di atas perahu saja," ungkap Brama (24) seorang pemuda setempat yang menyaksikan proses pencarian dilansir dari Klikpositif.com--jaringan Suara.com.
"Sehingga kalau benar tenggelam harus dilakukan penyelaman. Tapi ini tidak, tim BPBD dan Basarnas hanya diatas perahu saja" terangnya.
Sementara itu, Wali Nagari Aur Duri Surantih, Jetrizanko mengaku, sejauh ini sudah berkoordinasi dengan pihak BPBD dan Basarnas, dan sudah menyampaikan apa yang diharapkan warga.
"Ya, kita sudah sampaikan. Tapi, mungkin mereka masih belum mengenal medan. Jadi pencariannya hanya di atas perahu," jelasnya.
Baca Juga:Warga Sumbar Kirim 1,5 Ton Rendang untuk Korban Bencana di NTT
Lanjutnya, sesuai dengan keterangan masyarakat yang mengetahui lokasi sungai tersebut dugaan kuat korban tenggelam.
Karena sungai tempat lokasi dugaan korban terseret arus diketahui memiliki lubuk dalam, dan diduga kuat korban tenggelam di dalam lubuk itu.
"Ya, tenggelam di dalam lubuk. Tapi, karena masyarakat tidak ada keahlian. Makanya, masyarakat berharap pada BPBD dan Basarnas,"ujarnya.
Terpisah, Kasi Kedaruratan BPBD Pessel, Husnul Karim mengaku, pihaknya melakukan pencarian sudah sesuai standar operasional (SOP) penyelamatan.
Namun, saat itu karena arus sungai terlihat keruh, sehingga tim tidak bisa melakukan pencarian sesuai permintaan masyarakat, terlebih lokasi tenggelam korban tidak bisa dipastikan.
"Ya, jadi karena itu tim melakukan sistem penyisiran dengan membuat air beriak," terangnya.
Lanjutnya, saat ini pihaknya berharap masyarakat untuk bersabar, jika ada yang lebih ahli dalam pencarian bisa membantu tim melakukan penyelamatan.
"Kita minta masyarakat untuk saling membantu. Mudah-mudahan besok, ada kabar dan mudahan-mudahan korban dalam keadaan selamat," tutupnya.