Buntut Asmara Tewaskan Pelajar di Bukittinggi, Begini Kata Nurani Perempuan

banyak faktor pemicu terjadi kekerasan hingga nekat menghabisi nyawa seseorang. Salah satunya faktor lingkungan dan teknologi.

Suhardiman
Minggu, 07 Februari 2021 | 14:14 WIB
Buntut Asmara Tewaskan Pelajar di Bukittinggi, Begini Kata Nurani Perempuan
Ilustrasi garis polisi, TKP tindak kejahatan. [Shutterstock]

SuaraSumbar.id - Seorang siswa Madrasah Aliah Negeri (MAN) di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat tewas usai dipukuli siswa SMA. Diduga, perkelahian tersebut dipicu motif asmara.

Toal kasus perkelahian dua pelajar di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) motif asmara, dipicu karena faktor kurangnya perhatian orang tua terhadap lingkungan anak.

Direktur Nurani Perempuan Women Crisis Center, Meri Yanti mengatakan, banyak faktor pemicu terjadi kekerasan hingga nekat menghabisi nyawa seseorang. Salah satunya faktor lingkungan dan teknologi.

"Tindakan kekerasan seperti itu biasanya hanya dilakukan oleh orang dewasa. Sangat disayangkan, seseorang anak dibawah berani menyelesaikan masalah dengan kekerasan seperti itu. Apalagi sampai merenggut nyawa hanya karena persoalan asmara," katanya, Minggu (7/2/2021).

Baca Juga:Wah Mantap! Sampah di Pontianak Berkurang Selama Pandemi COVID-19

Ia mengatakan, masyarakat harus bijak menyikapi dan memandang akar permasalahan itt bukanlah karena siswa perempuannya.

Sebab, jika terus memberi tudingan bahwa itu adalah kesalahan perempuan, tentu menimbulkan dampak buruk terhadap psikologisnya.

"Masyarakat, orang tua dan guru harus menyikapi kejadian ini dengan bijak agar tidak terulang untuk yang kedua kalinya. Begitupun terhadap siswa perempuan, jangan diberikan tekanan karena tidak baik untuk psikologisnya," ujarnya.

Diketahui, korban meninggal dunia usai dipukul beberapa kali di bagian kepala, pada Sabtu (6/2/2021).

Pelaku NR juga masih berusia 17 tahun dan tercatat sebagai salah satu siswa di SMA di Bukittinggi. Perkelahian berujung maut itu berlangsung di kawasan Belakang Balok, Kota Bukitttinggi.

Baca Juga:Transportasi Sempat Lumpuh di Semarang, Menhub Budi Karya Minta Solusi

Kasat Reskrim Polres Bukittinggi, AKP Chairul Amri Nasution mengatakan, peristiwa berawal dari percakapan via WhatsApp antara pelaku dan korban.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini