Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 05 Juni 2025 | 11:27 WIB
Ilustrasi radang amandel. [Dok. Antara]

"Operasi bukan langkah pertama, tapi bisa menjadi solusi terbaik jika infeksi terus berulang dan mengganggu kualitas hidup pasien," tegasnya.

Saat ini, metode pengangkatan amandel cukup beragam, mulai dari teknik konvensional hingga penggunaan teknologi modern seperti coblation atau laser.

Pemilihan metode dilakukan berdasarkan kondisi klinis pasien dan pertimbangan medis menyeluruh.

Gejala yang Harus Diwaspadai

- Demam tinggi berkepanjangan
- Nyeri tenggorokan hebat
- Bau mulut yang tidak biasa
- Gangguan tidur akibat penyempitan saluran napas
- Sulit makan dan minum

Dalam kondisi tersebut, pasien disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter spesialis THT.

Pemeriksaan menyeluruh sangat penting untuk memastikan apakah pasien cukup ditangani dengan terapi konservatif atau perlu menjalani operasi amandel.

Penanganan radang amandel kronis tidak cukup hanya dengan mengobati gejala. Evaluasi rutin dan diagnosis yang akurat menjadi kunci utama.

Dokter Alexander mengingatkan bahwa pasien tidak boleh menunda pemeriksaan bila gejala terus berulang.

“Kunci penanganan radang amandel adalah diagnosis yang akurat dan evaluasi rutin gejalanya,” ujarnya.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak sembarangan mengonsumsi obat, terutama antibiotik, tanpa resep dokter.

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa menyebabkan resistensi bakteri dan memperburuk kondisi.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, kasus radang amandel pada anak dan remaja meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir, terutama di wilayah perkotaan dengan tingkat polusi tinggi.

Pola makan, paparan debu, hingga gaya hidup turut menjadi faktor risiko yang memicu infeksi berulang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat peningkatan kasus tonsilitis akut di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Load More