Bupati Tanah Datar, Eka Putra, menjelaskan relokasi ini sebagai bagian dari penyediaan tempat tinggal aman dan layak huni bagi korban erupsi Gunung Marapi.
“Sebagai satu langkah mitigasi bencana, kami akan merelokasi 60 kepala keluarga ke huntap atau rumah baru yang terpadu,” ujar Eka.
Selanjutnya, pemerintah juga akan melanjutkan tahap relokasi mandiri bagi 141 keluarga lainnya. Dalam skema ini, tanah disiapkan oleh warga, sedangkan pembangunan rumah dilakukan oleh pemerintah.
Secara keseluruhan, Pemkab Tanah Datar menyiapkan 200 unit rumah bagi warga dari delapan kecamatan terdampak. Rumah tersebut dibangun secara bertahap, baik yang telah selesai maupun masih dalam proses.
Kementerian PUPR Siapkan Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar Susulan
Sebagai bagian dari upaya jangka panjang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga akan membangun sembilan sabo dam di dua kabupaten terdampak yakni Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Sabo dam adalah bangunan pengendali aliran lahar dingin yang bisa menahan material sedimen dari aliran gunung.
“Pembangunan sabo dam ini diharapkan terlaksana tahun ini karena semua persiapan sudah selesai,” kata Menteri PUPR Dody Hanggodo.
Pembangunan sabo dam ini menjadi bagian penting dari antisipasi potensi banjir lahar dingin Gunung Marapi, yang kerap terjadi pasca-erupsi saat musim hujan. Langkah ini diharapkan memperkuat sistem mitigasi di wilayah rawan bencana.
Status Marapi Masih Waspada
Dengan terus meningkatnya aktivitas vulkanik dan potensi bencana susulan, masyarakat diminta tetap tenang namun waspada. PVMBG menegaskan bahwa status Gunung Marapi masih berada pada level Waspada (Level II), dan semua rekomendasi perlu dipatuhi.
Fenomena getaran erupsi Gunung Marapi yang terasa hingga pemukiman warga menjadi pengingat bahwa potensi ancaman masih nyata. Langkah cepat pemerintah dalam relokasi dan pembangunan infrastruktur pengaman menjadi upaya penting untuk mengurangi risiko bencana lebih lanjut.
Berita Terkait
-
Penampakan Langka, Kelinci Belang Sumatera Terekam di Kawasan Konservasi Bukit Barisan
-
Warga di Tanah Datar Meninggal Dunia Usai Ditendang Sapi Kurban Idul Adha
-
Detik-detik Warga Agam Bertemu Harimau Sumatera Saat Buru Babi, Tubuh Gemetar di Atas Pohon Setinggi 15 Meter!
-
Tak Sengaja Bertemu Harimau, Pemburu Babi di Agam Gemetaran di Atas Pohon 15 Meter
-
29 Warga Korban Banjir Bandang di Kabupaten Tanah Datar Sumbar Belum Ditemukan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Benarkah Otak Lelah Bisa Simpan Memori Lebih Baik? Ini Penjelasannya
-
15 Personel Polri Terdampak Putusan MK yang Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Mayoritas Jenderal
-
Polisi Bukittinggi Ringkus Pengirim Kerupuk Sanjai Berisi Sabu, Modusnya Terungkap dalam 12 Jam
-
CEK FAKTA: Menkeu Purbaya Jebloskan Luhut ke Penjara, Benarkah?
-
Semen Padang FC Harus Bangkit Demi Keluar dari Zona Degradasi, Ini Pesan Dejan Antonic