Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 11 Februari 2025 | 17:43 WIB
Ilustrasi Hacker. (Unplash)

SuaraSumbar.id - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) memblokir sementara website Disdukcapil Sumbar yang diduga diretas oleh oknum tak bertanggung jawab. Situs tersebut dikabarkan berubah tampilan menjadi halaman yang memuat konten judi online.

Kepala Disdukcapil Sumbar, Besri Rahmad mengatakan, peretasan diduga terjadi pada Senin (10/2/2025) malam. Saat mendapatkan informasi terkait kejadian ini, pihaknya segera berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Sumbar untuk mengambil tindakan cepat.

"Kami langsung menghubungi Kominfotik Sumbar guna melakukan pemblokiran sementara website Disdukcapil agar tidak disalahgunakan," katanya, Selasa (11/2/2025).

Besri menegaskan bahwa data kependudukan masyarakat tetap aman karena sistem pengelolaan informasi terpusat di Kementerian Dalam Negeri.

"Website yang diretas hanya berisi informasi dan publikasi umum, sementara data kependudukan seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor Kartu Keluarga (KK), dan dokumen lainnya tetap terlindungi dengan sistem keamanan berlapis," jelasnya.

Pemerintah telah menerapkan berbagai langkah keamanan siber sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) serta protokol mitigasi ancaman digital. Perlindungan data kependudukan mengacu pada Permendagri Nomor 57 Tahun 2021 dan standar internasional SNI ISO/IEC 27001 guna memastikan keamanan informasi.

Selain itu, audit keamanan siber dilakukan secara berkala untuk mengidentifikasi potensi celah keamanan. Langkah pencegahan lain yang diterapkan mencakup penggunaan Virtual Private Network (VPN) untuk akses data serta penghapusan data yang dianggap rusak atau tidak valid.

"Kami juga mewajibkan seluruh pihak yang memiliki akses terhadap data untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan (Non-Disclosure Agreement/NDA) demi menjaga keamanan informasi," bebernya.

Besri mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak khawatir. "Kami berkomitmen penuh untuk melindungi data kependudukan. Insiden ini menjadi pengingat penting untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman keamanan siber," tutupnya. (antara)

Load More