SuaraSumbar.id - Cuaca buruk yang melanda wilayah Pariaman beberapa hari terakhir memaksa nelayan setempat menghentikan aktivitas melaut demi keselamatan mereka. Hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi hingga 4 meter membuat laut menjadi sangat berbahaya.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tinggi gelombang di perairan Pariaman mencapai 2,5 hingga 4 meter, dengan kecepatan angin hingga 30 knot.
BMKG telah mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat pesisir dan nelayan agar tetap waspada terhadap potensi bahaya cuaca ekstrem ini.
Nelayan Menghentikan Aktivitas Melaut
Salah seorang nelayan di Pariaman, Amrullah, mengungkapkan bahwa saat ini ia dan banyak nelayan lainnya memilih untuk tidak melaut karena kondisi yang sangat berbahaya.
“Saat ini gelombang sangat tinggi. Kapal kecil kami tidak mungkin bertahan di tengah kondisi seperti ini,” ujar Amrullah, Senin (27/1/2025).
Keputusan untuk tidak melaut demi keselamatan memang tepat, namun hal ini berdampak pada perekonomian para nelayan. Banyak dari mereka mengeluhkan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari karena tidak ada penghasilan dari hasil tangkapan ikan.
“Kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban selama tidak bisa melaut,” harap seorang nelayan lainnya.
Imbauan BPBD Pariaman
Baca Juga: Air Mata Ibu Cika: Setahun Anak Saya Hilang, Diculik Atau Dibunuh?
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pariaman mengimbau masyarakat pesisir untuk sementara menghindari aktivitas di sekitar pantai dan selalu memantau perkembangan cuaca dari BMKG.
“Keselamatan adalah yang utama. Kami mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika ada situasi darurat,” ujar Rahdius Syahbandar, perwakilan BPBD Pariaman.
Dampak Luas Cuaca Buruk
Cuaca buruk tidak hanya memengaruhi aktivitas nelayan, tetapi juga sektor pariwisata pesisir yang mengalami penurunan kunjungan akibat risiko tinggi di sekitar pantai. BMKG memperkirakan kondisi ini akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.
Masyarakat diminta untuk tetap mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan mengambil langkah antisipasi yang diperlukan. Selain itu, para nelayan berharap pemerintah daerah dapat memberikan bantuan, seperti sembako atau bantuan tunai, untuk meringankan beban mereka selama masa sulit ini.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
Air Mata Ibu Cika: Setahun Anak Saya Hilang, Diculik Atau Dibunuh?
-
Mantan Anggota DPRD Pariaman Cabuli Siswi SMA Hingga Hamil 7 Bulan
-
Misteri Hilangnya 2 Mahasiswi Padang: Setahun Berlalu, Tak Ada Jejak
-
Kronologi Penemuan Mayat Pria yang Hilang 4 Hari di Padang Pariaman, Ini Penjelasan Polisi
-
Kronologi Mobil Rombongan Pemburu Babi Kecelakaan di Padang Pariaman, Tiga Orang Tewas!
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
Terkini
-
Bantah 17 Mahasiswa KKN Unand Hilang di Limapuluh Kota: Sedang Survei Perkebunan Kopi!
-
Forum KONI se-Sumbar Kecam Penyegelan KONI Sumbar: Dukung Proses Hukum dan Legalitas Kepengurusan!
-
Tol Padang-Sicincin Resmi Berbayar Mulai 2 Agustus 2025, Berapa Tarifnya?
-
Kronologi 24 Orang Hilang di Hutan Pauh Sangik Limapuluh Kota, Semua Selamat!
-
Menuju Haul Bung Hatta ke-123, Puncaknya Digelar di Jam Gadang!