SuaraSumbar.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat Gini Ratio Maret 2024 sebesar 0,283, menunjukkan penurunan dibandingkan angka September 2024 yang mencapai 0,287.
Gini Ratio adalah indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan di masyarakat, dengan nilai berkisar antara 0 (ketimpangan sempurna) hingga 1 (ketimpangan sangat tinggi).
Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto, mengungkapkan bahwa meskipun terdapat kenaikan Gini Ratio sebesar 0,007 poin jika dibandingkan dengan Maret 2023 (0,280), tingkat ketimpangan di Sumatera Barat tetap berada pada kategori rendah.
Menurut Sugeng, Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2024 tercatat sebesar 0,313, naik 0,003 poin dari Maret 2024 (0,310).
Namun, di daerah pedesaan, terjadi penurunan Gini Ratio menjadi 0,226 pada September 2024, dari 0,228 pada Maret 2024 dan 0,232 pada Maret 2023.
“Penurunan di daerah pedesaan menunjukkan perbaikan distribusi pendapatan di wilayah tersebut. Sementara itu, meski ada kenaikan di perkotaan, tingkat ketimpangan masih dalam kategori rendah,” kata Sugeng.
Berdasarkan ukuran Bank Dunia, tingkat ketimpangan di Sumatera Barat berada dalam kategori rendah. Pada September 2024, distribusi pengeluaran 40 persen penduduk terbawah tercatat sebesar 23,27 persen.
“Di daerah perkotaan, distribusi pengeluaran kelompok ini mencapai 21,72 persen, sementara di pedesaan lebih tinggi, yaitu 26,23 persen,” ujar Sugeng.
Penurunan Gini Ratio di pedesaan dan distribusi pengeluaran yang merata menunjukkan langkah positif dalam mengurangi kesenjangan ekonomi di Sumatera Barat.
Baca Juga: Rokok Kretek Penyumbang Kemiskinan Terbesar Kedua di Sumbar Setelah Beras
Sugeng menambahkan, “Fokus ke depan adalah mempertahankan tren positif ini dengan mendorong pemerataan pendapatan melalui kebijakan yang mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.”
Dengan angka Gini Ratio yang tetap berada di kategori rendah, Sumatera Barat diharapkan dapat terus memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
Rokok Kretek Penyumbang Kemiskinan Terbesar Kedua di Sumbar Setelah Beras
-
Inflasi Bukittinggi Tertinggi di Sumbar, Rokok dan Harga Pangan Jadi Biang Kerok
-
Sumbar Alami Deflasi Kelima di 2024, Ini Penyebab Utamanya
-
Inflasi Sumatra Barat Maret 2024 Dipicu Kenaikan Harga Beras dan Cabai Merah
-
Sumbar Tak Punya Hubungan Dagang dengan Israel, Ini Penjelasan BPS
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
PHK 'Makin Gila', Kemiskinan Mengancam RI Akibat Ekonomi Melambat!
-
4 Rekomendasi HP Murah Infinix dengan NFC, Fitur Lengkap Tak Bikin Dompet Jebol
-
Siap Taklukan Super League, Ini Daftar Lengkap Pemain Bhayangkara Presisi Lampung FC
-
Demi Juara, Pemain Timnas Indonesia U-23 Diminta Pakai Cara 'Keras' Lawan Vietnam
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
Terkini
-
Kondisi 2 Anak Korban Kekerasan Perusakan Rumah Doa Kristen di Padang, Ditendang hingga Dipukul Kayu
-
Terobosan di Balik Foldable Tertipis dan Tercanggih dari Samsung
-
Tragis! 2 Rumah Terbakar di Agam, Satu Korban Tewas Terpanggang
-
Pelanggaran Lalu Lintas Anak di Bawah Umur di Sumbar Meningkat Tajam, Polda Catat Lonjakan Tilang!
-
LBH Padang Desak Polisi Tindak Tegas Perusak Rumah Doa Jemaat Kristen