SuaraSumbar.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat melaporkan bahwa kenaikan harga beras dan rokok kretek menjadi faktor dominan yang mempengaruhi garis kemiskinan (GK) di provinsi tersebut pada September 2024.
Kepala BPS Sumbar, Sugeng Ariyanto, menyebutkan bahwa beras memberikan kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan, dengan sumbangan sebesar 22,29 persen di perkotaan dan 25,57 persen di pedesaan.
“Selain beras, rokok kretek filter juga menjadi komoditas penyumbang terbesar kedua terhadap garis kemiskinan, yaitu 13,84 persen di perkotaan dan 15,24 persen di pedesaan,” ungkap Sugeng, Rabu (15/1/2025).
Selain beras dan rokok kretek, beberapa komoditas lain juga turut memengaruhi garis kemiskinan, seperti cabai merah, ikan tongkol, telur ayam ras, daging ayam ras, roti, dan bawang merah.
“Cabai merah menyumbang 3,97 persen di perkotaan dan 4,28 persen di pedesaan, sementara ikan tongkol, telur ayam ras, dan daging ayam ras masing-masing memberikan kontribusi signifikan dalam mendorong garis kemiskinan,” tambahnya.
Garis kemiskinan pada September 2024 tercatat sebesar Rp714.991 per kapita per bulan, naik 7,05 persen dari Rp667.925 per kapita per bulan pada Maret 2023. Dibandingkan Maret 2024, garis kemiskinan naik sebesar 0,93 persen.
“Garis kemiskinan di daerah perkotaan meningkat 1,06 persen, sedangkan di perdesaan meningkat 0,74 persen selama periode Maret hingga September 2024,” jelas Sugeng.
Meski garis kemiskinan meningkat, jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat menunjukkan penurunan. Pada September 2024, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 315,43 ribu orang, turun 30,30 ribu orang dibandingkan Maret 2024.
“Persentase penduduk miskin di perkotaan turun dari 4,72 persen menjadi 4,16 persen, sementara di pedesaan turun dari 7,28 persen menjadi 6,79 persen,” ujar Sugeng.
Baca Juga: Inflasi Bukittinggi Tertinggi di Sumbar, Rokok dan Harga Pangan Jadi Biang Kerok
Secara keseluruhan, tingkat kemiskinan di Sumatera Barat pada September 2024 tercatat sebesar 5,42 persen, turun 0,55 persen poin dari 5,97 persen pada Maret 2024.
Dengan data ini, BPS mengharapkan adanya kebijakan yang lebih terfokus untuk menekan harga kebutuhan pokok seperti beras, serta mengurangi konsumsi barang yang tidak esensial seperti rokok kretek filter.
Langkah ini diharapkan dapat membantu menurunkan garis kemiskinan lebih lanjut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
Inflasi Bukittinggi Tertinggi di Sumbar, Rokok dan Harga Pangan Jadi Biang Kerok
-
Angka Kemiskinan Ekstrem di Simeulue Aceh Turun
-
Target Terlampaui! Angka Kemiskinan di Padang Lebih Rendah dari RPJMD 2024
-
Sumbar Alami Deflasi Kelima di 2024, Ini Penyebab Utamanya
-
Inflasi Sumatra Barat Maret 2024 Dipicu Kenaikan Harga Beras dan Cabai Merah
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
Terkini
-
8 Parfum Pria Tahan Lama, Pilihan Wangi Terbaik dan Harga Ramah Kantong
-
Bantuan Logistik ke Bateh Samuik Pasaman Barat Ditembus Helikopter BNPB, Ini Kata Wali Nagari
-
Kronologi Warga Pasaman Hanyut hingga Ditemukan Tewas, Hilang 2 Hari
-
59 Dapur Umum di Sumbar Masih Beroperasi, Distribusi Ribuan Nasi Bungkus Berlanjut
-
6 Parfum Pria Semakin Berkeringat Semakin Wangi, Bikin Lelaki Makin Percaya Diri!