SuaraSumbar.id - Putusnya jalan nasional penghubung Sumatera Barat dan Riau di Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar, Riau, beberapa minggu lalu, memberikan dampak besar bagi sektor transportasi, pariwisata, dan ekonomi lokal. Pedagang oleh-oleh di sepanjang jalur tersebut mengeluhkan penurunan penjualan yang signifikan.
Warung Oleh-Oleh Sanjai Sumando, yang terletak di Jalan Lintas Sumbar-Riau, Payakumbuh, merasakan dampaknya secara langsung.
Gina Sonia, karyawan warung tersebut, mengungkapkan bahwa sejak jalan putus, jumlah kendaraan yang berhenti di tokonya menurun drastis.
“Sebelum jalan putus, ada sekitar 20 hingga 30 kendaraan singgah setiap hari, baik mobil pribadi maupun bus wisata. Sekarang paling hanya 15 kendaraan yang masuk,” ujar Gina.
Penurunan Penjualan Hingga 80 Persen
Hal serupa dirasakan Faris, pemilik warung oleh-oleh lainnya, yang melaporkan penurunan penjualan hingga 80 persen. Ia mengaku tidak berani memesan stok oleh-oleh dalam jumlah besar karena sepinya pembeli.
“Biasanya kami memesan banyak makanan untuk stok oleh-oleh. Tapi sekarang saya takut makanan tidak laku,” ungkap Faris.
Para pedagang berharap agar pemerintah segera memperbaiki jalan yang rusak agar kondisi ekonomi dan pariwisata kembali pulih.
Dampak Luas pada Perekonomian dan Pariwisata
Baca Juga: Gubrak! Satpol PP Bongkar Lapak PKL Bandel di Jalan Adinegoro Padang
Pengamat Ekonomi Universitas Andalas, Syafrudin Karimi, menyatakan bahwa kerusakan jalan tidak hanya mengganggu mobilitas masyarakat, tetapi juga memberikan dampak negatif terhadap perekonomian regional.
Jalan ini merupakan jalur utama pengangkutan barang dan jasa antara Sumatera Barat dan Riau, sehingga kerusakannya menyebabkan peningkatan biaya transportasi dan waktu pengiriman.
“Kondisi ini merugikan pengusaha, petani, dan konsumen. Biaya distribusi yang tinggi membuat harga barang melonjak, yang mengurangi daya saing ekonomi Sumatera Barat,” jelas Syafrudin.
Sektor pariwisata juga terdampak, dengan berkurangnya kunjungan wisatawan akibat perjalanan yang terhambat. Banyak destinasi wisata di kawasan dataran tinggi kini sepi pengunjung, sehingga pendapatan pelaku industri pariwisata pun menurun.
Pentingnya Perbaikan Infrastruktur
Syafrudin menekankan bahwa perbaikan jalan harus menjadi prioritas utama pemerintah daerah dan pusat. Ia mengusulkan pendekatan jangka panjang dalam perencanaan dan pengawasan infrastruktur untuk memastikan kualitas jalan yang memadai.
Berita Terkait
-
Gubrak! Satpol PP Bongkar Lapak PKL Bandel di Jalan Adinegoro Padang
-
Perbaikan Jalan Lintas Sumbar-Riau Dikebut Jelang Natal dan Tahun Baru 2025
-
Trotoar dan Jalan Diserobot, 5 Lapak PKL di Padang Utara Digusur
-
Pemprov Sumbar dan Riau Sepakati Batas Wilayah di Dharmasraya, Ini Alasannya
-
Jembatan Bailey Jalan Sumbar-Riau Rampung, Lalu Lintas Normal Tapi Muatan Kendaraan Dibatasi!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Lowongan Kerja Bank BTN Terbaru 2025 untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Link Resminya!
-
CEK FAKTA: Kemenkes Dukung Pemberian Kondom Gratis untuk Mahasiswa Semester 4, Benarkah?
-
CEK FAKTA: Uang Sitaan Koruptor Dibagi-bagi Jadi Bansos Rp 100 Juta per Orang, Benarkah?
-
5 Provinsi Paling Sedikit Dapat Kuota Haji Reguler 2026, Berapa Jatah Haji Sumatera Barat?
-
Kapan Pembebasan Lahan Flyover Sitinjau Lauik Rampung? Ini Jawaban Gubernur Sumbar