Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Kamis, 14 November 2024 | 17:26 WIB
Para calon gubernur dan wakil gubernur saat debat yang digelar oleh KPU NTB, Rabu (23/10/2024) [Suara.com/Buniamin]

SuaraSumbar.id - Dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat memaparkan program mereka terkait upaya menekan angka stunting di Sumbar dalam debat publik perdana pada Rabu (13/11/2024) malam.

Tema stunting menjadi sorotan setelah moderator menanyakan langkah konkret yang akan dilakukan masing-masing pasangan untuk mencapai target penurunan stunting sebesar 13,5 persen sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Sumbar 2025-2045.

Mahyeldi, calon gubernur nomor urut 1, menekankan perlunya penguatan sumber daya manusia hingga ke tingkat puskesmas untuk mengawasi kondisi kesehatan di lapangan.

"Inilah yang akan melakukan pengawasan di lapangan dan juga mengukur," ujar Mahyeldi.

Baca Juga: Target 75 Persen, Pj Wali Kota Padang Bidik Partisipasi Tinggi di Pilkada 2024

Ia juga memaparkan rencana untuk pembenahan gizi melalui program makan siang gratis di sekolah, sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo.

Selain itu, Mahyeldi menyoroti pentingnya peningkatan akses air bersih di wilayah Sumbar, yang ia anggap menjadi faktor pendukung dalam mengurangi stunting.

Mahyeldi juga mengkritik kondisi di Kabupaten Solok terkait akses air bersih dan angka stunting yang tinggi.

"Ke depan kita akan mendorong sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk menekan angka stunting," tambahnya.

Vasco Ruseimy, calon wakil Mahyeldi, mendukung pernyataan tersebut, menegaskan bahwa program ini masuk dalam visi “Gerak Cepat Sumbar Unggul.”

Baca Juga: Usai Debat Pilgub Sumbar, Epyardi Asda: Saya Hadir untuk Mengabdi, Bukan Pencitraan

Calon gubernur nomor urut 2, Epyardi Asda, merespons dengan tegas, menuduh Mahyeldi hanya “meraba-raba” data tanpa komunikasi dengan kepala daerah di Sumbar.

Ia mengklaim Kabupaten Solok telah berhasil menurunkan angka stunting dari 41,7 persen menjadi di bawah 18 persen di bawah kepemimpinannya sebagai bupati, bahkan meraih penghargaan nasional atas usahanya.

"Pak Mahyeldi mungkin hanya membayangkan karena dia tak pernah komunikasi dengan kami bupati/wali kota," ujar Epyardi.

Ekos Albar, calon wakil Epyardi, menambahkan bahwa ia berhasil mengakses insentif senilai Rp 7,5 miliar dari BKKBN provinsi sebagai pengakuan atas pencapaian dalam penurunan stunting.

Dalam tanggapannya, Mahyeldi menegaskan bahwa kritiknya didasarkan pada data provinsi. Ia mengapresiasi upaya Kabupaten Solok dalam penurunan stunting namun menekankan bahwa angka stunting di Solok masih lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya di Sumbar.

Debat ini memberikan kesempatan bagi publik untuk melihat pendekatan masing-masing kandidat dalam menangani isu stunting di Sumbar, dengan kedua pasangan saling beradu argumen mengenai data dan langkah konkret yang akan mereka terapkan.

Kontributor : Rizky Islam

Load More