SuaraSumbar.id - Salah satu warga Sumatera Barat, Rina Mardiani, membagikan pengalaman mencekamnya saat tinggal di wilayah konflik perang di Lebanon sebelum akhirnya dievakuasi bersama kedua anaknya kembali ke Indonesia.
Rina, yang tinggal di Beirut, menceritakan bagaimana setiap hari dia dan keluarganya harus menghadapi ancaman bom yang meledak secara terus-menerus.
“Saya tinggal di Beirut bersama suami dan anak-anak. Setiap hari pasti terdengar dentuman bom meledak,” ungkap Rina, Selasa (15/10/2024), saat tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Ia menambahkan bahwa ledakan bom mulai terdengar sejak tengah malam hingga pagi hari, dengan interval hampir setiap setengah jam.
Baca Juga: Bantuan Mengalir! Rp10,95 Miliar Dikucurkan untuk Rehabilitasi Pasca Erupsi Merapi di Agam
“Hampir tiap setengah jam bom meledak, mulai dari pukul 12 malam hingga pukul 5 pagi,” kata Rina, yang dievakuasi bersama dua anaknya, Mohammad Mouhalhel (5) dan Ahmed Mouhalhel (4).
Rina adalah satu dari empat warga Sumbar yang berhasil dievakuasi, bersama Muhammad Lutfi dari Pasaman Barat.
Situasi di Lebanon yang semakin memburuk memaksa Rina dan anak-anaknya untuk kembali ke Indonesia. Namun, suaminya yang merupakan warga Lebanon dan bekerja di sana, memilih untuk tidak ikut dievakuasi.
“Kami terus berkomunikasi untuk saling mengabari kondisi masing-masing,” tambahnya.
Proses evakuasi Rina dan anak-anaknya bukanlah hal yang mudah. Mereka harus melakukan perjalanan darat dari Beirut menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lebanon, kemudian melewati wilayah konflik lainnya di Suriah dan Yordania, sebelum akhirnya terbang ke Indonesia pada 3 Oktober 2024.
Baca Juga: Terjebak Perang Lebanon, Ibu dan 2 Anak Asal Agam Mendarat Selamat di BIM
Kedatangan mereka di Indonesia disambut langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy, di Bandara Internasional Minangkabau.
Audy mengungkapkan rasa syukur atas kembalinya warga Sumbar dengan selamat setelah melalui kondisi yang sangat berbahaya.
Proses evakuasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk melindungi warganya yang terdampak konflik di luar negeri, dan diharapkan lebih banyak warga Indonesia yang masih berada di wilayah konflik dapat segera dipulangkan dengan selamat.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
Hizbullah Tantang Israel, Tolak Syarat Gencatan Senjata!
-
Sebut Tel Aviv Akan Membayar Mahal, Hizbullah Janji Balas Dendam Atas Kematian Komandan Media
-
3 Tentara Lebanon Gugur, 17 Warga Sipil Luka dalam Serangan Udara Israel Terbaru
-
Akankah Gencatan Senjata Bertahan? Netanyahu: Israel Akan Tetap Lanjutkan Operasi Militer
-
Serangan dari Lebanon, Militer Israel Sebut 40 Proyektil Melintasi Perbatasan
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
Terkini
-
Polres Pariaman Ungkap Pemilik Ganja 11,7 Kilogram, Pelaku Ternyata Narapidana Narkoba
-
Rendang Diusulkan Jadi Warisan Budaya UNESCO, Ini Kata Kementerian Kebudayaan
-
Kantor MUI Sumbar Dibangun di Kawasan Masjid Syekh Khatib Al Minangkabawi, Bangunan 5 Lantai Senilai Rp 24 Miliar
-
Plt Gubernur Sumbar Soroti Daerah Rawan Konflik di Pilkada 2024: Bisa Menghambat Pemilihan!
-
Pria Lansia Tewas Usai Terseret Arus Sungai di Kota Padang