SuaraSumbar.id - Festival Maek 2024 resmi ditabuh, Rabu (17/7/2024) malam. Ribuan orang memadati lapangan bola kaki Jorong Koto Gadang, Nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, menyaksikan festival arkeologi terbesar di Sumatera Barat itu.
Setelah 40 tahun lamanya, akhirnya riset dan penelitian tentang Maek bakal dilanjutkan lagi. Festival Maek akan berlangsung selama tiga hari mulai Rabu hingga Sabtu 17-20 Juli 2024.
Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan, satu setengah tahun lalu, ia telah memulai rencana Festival besar ini. Ketika itu, hadir pemuka masyarakat Maek dalam sebuah forum diskusi. Tujuannya satu mewujudkan mimpi, Maek asal mula peradaban dunia.
Hal itu dilakukan untuk menepis rasa pesimis yang telah lama ada pada masyarakat Maek. Sebab, setiap orang yang datang kesana, selalu bicara menhir tapi tak memberi penjelasan apa-apa.
Supardi yang punya satu nafas dengan masyarakat Maek hanya ingin satu hal, mimpi itu dapat terwujud dan Nagari Seribu Menhir bakal dilirik kembali. "Saat ini, semua harapan masyarakat Maek yang telah terkumpul 1,5 tahun yang lalu bakal kita mulai dan wujudkan," katanya saat membuka Festival Maek 2024.
Perjalanan panjang Festival Maek dimulai DPRD Sumbar bersama Dinas Kebudayaan Sumbar sejak dari mengunjungi UGM, BRIN, hingga Unesco. "Saya meminta kepada peneliti UGM agar rangka hasil ekskavasi tahun 1985 diproses kembali," ucapnya.
Hal itu, kata Supardi, demi Maek jadi warisan budaya dunia, bisa dapat terwujud. "Maek bakal jadi pariwisata khusus. Lewat Festival, para arkeolog dan peneliti dunia akan membukak penelitian untuk mengungkap tabir dan misteri peradaban tertua," ujar Supardi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Jefrinal Arifin, mewakili Gubernur memberikan sambutan soal betapa pentingnya warisan sejarah di Maek.
Ia mengatakan, tambo yang menjadi sumber utama dalam adat kita sebagai orang Minang, tidak memberikan angka dan tahun yang pasti. Kapan sebenarnya nenek moyang kita datang dan menetap di pulau perca Sumatera ini.
"Menhir di Maek tak hanya membuat penasaran peneliti tapi kita juga orang Minangkabau, apakah ini bakal jadi lembaran baru dari kebenaran narasi sejarah kita orang Minangkabau," ujarnya.
Berita Terkait
-
Festival Budaya Isen Mulang dan Kuliner Nusantara Kalteng Raih Cuan Rp 20 M, Dampak Besar Bagi Perputaran Ekonomi
-
Parah! Anggota KPPS Dicabuli Tetangga Sendiri, Tepar di Kamar Sehari Usai Nyoblos Pemilu 2024
-
Meccaya Group Dukung Festival Budaya Bumi Mandala di Candi Ngawen
-
Festival Budaya Loloan di Jembrana Bali
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 9 Rekomendasi HP Baterai Jumbo Minimal 6000 mAh, Kuat Berhari-bari Tanpa Powerbank
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
Damkar Ungkap Kebakaran di Pabrik Karet di Padang Sulit Dipadamkan: Karet Mentah
-
Pabrik Karet di Padang Terbakar, Api Tak Kunjung Padam
-
Gudang Diduga Penimbunan BBM Ilegal Terbakar di Bukittinggi, Disertai Ledakan
-
Sering Pakai Lipstik? Begini Cara Cegah Bibir Kering
-
Kumpulan 5 Link DANA Kaget Aktif Terbaru, Hati-hati Penipuan Tautan Saldo Gratis!