Peninggalan sejarah di maek termasuk cagar budaya yang dilindungi Undang-undang di Indonesia. Pemprov Sumbar papar Jefrinal, berkomitmen untuk melestarikan seluruh cagar budaya yang ada, khususnya nagari maek.
Secepatnya ia akan menetapkan Maek sebagai cagar budaya provinsi dan nasional, dan jadi warisan budaya dunia.
"Semoga dengan diselenggarakannya event ini jadi pengingat dan motifasi untuk kita semua mengupayakan impian itu terwujud. sebab warisan dunia merupakan jalan panjang penelitian berbagai disiplin ilmu dan kerumitan birokrasi. Moga moga menhir menyusul WTBOS jadi warisan dunia," ujarnya.
Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin yang turut hadir dalam pembukaan juga berjanji bakal melanjutkan festival ini ke depannya.
Begitu Efrizal Hendri Wali Nagari Maek sembari berseloroh dalam sambutannya turut mengamini atensi itu. "Kami masyarakat Maek siap mengurangi minuman manis. Tapi akan menebar senyuman manis. Nagari Maek siap jadi destinasi wisata arkeologi dunia," tuturnya.
Direktur Festival Donny Eros, dalam sambutannya menyampaikan bahwa perhelatan ini adalah sebuah pekerjaan yang tidak mudah.
Ia bersama para kurator: Zulkarnaini Diran, Aprimas, Eka Maryanti, Zuari Abdullah, dan S.Metron Masdison, butuh waktu bertahun-tahun menyiapkannya. Dimulai dari 10 tahun yang lalu hingga sekarang.
Baginya, Lembah Maek, ibarat permata tersembunyi yang menyimpan kisah-kisah agung dari peradaban kuno.
"Melalui riset yang penuh ketekunan dan semangat, kami berhasil menyibak tabir misteri yang menyelimuti artefak-artefak, struktur-struktur megah, serta jejak-jejak kehidupan yang memberi kita gambaran akan kekayaan masa lampau," kata dosen Fakultas Ilmu Budaya Unand itu, Rabu (17/07/2024).
Ia juga berterima kasih pada masyarakat Maek, yang dengan kehangatannya dengan senang hati bekerja sama.
Festival ini turut menghasilkan dua buku dari empat orang seniman. Mereka adalah Iyut Fitra dan Yudilfan Habib yang menulis "Maek Memantul Dalam Puisi dan Prosa."
Serta Widi Adrianto dan Satria Putra dalam karya, "Maek Cerita Dibalik Sketsa."
Para seniman yang sudah berkontemplasi selama berbulan-bulan dengan alam Maek ini akan mempresentasikan karya-karya mereka dalam sesi diskusi di hari kedua.
Mereka bakal membahas berbagai hal terkait karya yang dihasilkan mulai dari proses hingga siasat dan strategi mereka ketika hendak merespon Maek secara kreatif.
"Kami berharap, buku ini bukan sekadar panduan, namun juga menjadi jendela yang membuka cakrawala pengetahuan dan inspirasi bagi Anda semua," ucap Donny.
Berita Terkait
-
Festival Budaya Isen Mulang dan Kuliner Nusantara Kalteng Raih Cuan Rp 20 M, Dampak Besar Bagi Perputaran Ekonomi
-
Parah! Anggota KPPS Dicabuli Tetangga Sendiri, Tepar di Kamar Sehari Usai Nyoblos Pemilu 2024
-
Meccaya Group Dukung Festival Budaya Bumi Mandala di Candi Ngawen
-
Festival Budaya Loloan di Jembrana Bali
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
-
Bocor! Jordi Amat Pakai Jersey Persija
-
Sri Mulyani Ungkap Masa Depan Ekspor RI Jika Negosiasi Tarif dengan AS Buntu
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
Terkini
-
Irsyad Maulana Pulang ke Semen Padang FC, Kabau Sirah Juga Gaet Bek Portugal Jelang Liga 1 2025/2026
-
Menpora Dito Ariotedjo Dorong Pencak Silat Jadi Daya Tarik Pariwisata Sumbar, Ini Alasannya
-
Waspada Tautan Saldo Gratis Palsu, Ini Daftar 5 Link DANA Kaget Asli 3 Juli 2025!
-
Anak Harimau Sumatera Mati di TMSBK Bukittinggi, Diduga Kelainan Genetik
-
3 Hack Foto Bikin Konten FYP dengan Galaxy S25 Edge