Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Minggu, 16 Juni 2024 | 13:01 WIB
Jamaah tarekat Syattariyah melaksanakan Salat Idul Adha di Masjid Jamik Abu Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Kamis (7/7/2022) pagi. [Dok. Istimewa]

SuaraSumbar.id - Jemaah Tarekat Syattariyah di Padang Pariaman akan merayakan Idul Adha pada Rabu, 19 Juni 2024, mengikuti perhitungan mereka sendiri yang berbeda dari penetapan pemerintah dan organisasi Islam besar seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang merayakannya pada Senin, 17 Juni.

Tuanku Ali Amran, pimpinan Tarekat Syattariyah Ulakan, menjelaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada metode hisab Taqwim Khamsiah.

"Kami menggunakan hisab yang kami percayai untuk menetapkan hari besar ini, tanpa melihat hilal seperti pada Idul Fitri," ungkap Tuanku Ali, Minggu (16/6/2024).

Menurut Tuanku Ali, shalat Idul Adha akan dilaksanakan di area sekitar Makam Syekh Burhanuddin serta di semua surau yang mengikuti aliran Tarekat Syattariyah.

Baca Juga: Sapi Kurban di Dharmasraya Punya Nama, Diberikan Langsung oleh Penyumbangnya

Dia juga menekankan pentingnya toleransi dan menghormati perbedaan dalam penentuan hari raya, seraya mengajak masyarakat untuk menghargai kepercayaan masing-masing.

“Perbedaan dalam menentukan Hari Raya Idul Adha ini tidak harus menyebabkan perpecahan. Kita harus saling menghormati keputusan yang telah dibuat oleh berbagai kelompok umat Islam," tutur Tuanku Ali.

Pemimpin Tarekat Syattariyah ini berharap bahwa perbedaan tersebut dapat dilihat sebagai kekayaan budaya dan keagamaan yang memperkaya masyarakat di Sumatera Barat.

Kontributor : Rizky Islam

Baca Juga: Jemaah Tarekat Naqsyabandiyah Idul Adha Duluan, Potong Kurban 2 Kambing

Load More